Senin, 26 Desember 2011

Inspirasi Dunia, Guru Peradaban: Ibu

     Ada sebuah nama terukir di kerak bumi, dalam dan membekas. Sebuah nama yang menginspirasi dunia. Ribuan syair lagu dan puisi tercipta dari sosok ini. Dia adalah guru bagi manusia dan peradabannya. Sosok yang mulia dan disebut-sebut ada syurga di telapak kakinya. Seseorang yang rela memberikan nyawanya untuk anak yang dilahirkannya. Seseorang yang bahkan bisa lebih garang dari singa jika anak dan keluarganya diusik. Demikian besar cintanya untuk keluarga, tidak terhitung pengorbanan dan kerja kerasnya untuk keluarga. Dialah ibu.
     22 Desember, disebut-sebut sebagai hari ibu, hari di mana jasa ibu dikenang, hari di mana sebagian ibu di dunia “dimanjakan”, hari di mana para bapak dan anak-anak bahu membahu mengambil alih “pekerjaan” ibu sehari-hari di rumah. Hari di mana ibu adalah ratu sehari. Dan benar saja hari ini hanya terjadi satu tahun sekali. Seorang ibu, walau demikian adanya, tetap melaksanakan tugasnya di hari-hari yang lain. Tetap dengan senyuman, tetap dengan maksimal dan tentu saja ikhlas.
   Namun terkadang kita lupa, tidak semua ibu mendapatkan perilaku spesial dari keluarganya pada hari ini. beberapa ibu di masa kini juga menjadi tulang punggung keluarga. Itu artinya banyak ibu di masa kini menjalani peran ganda mendidik dan merawat anak-anaknya sekaligus bekerja menafkahi keluarganya. Banyak faktor yang melatarbelakangi fenomena ini. Faktor yang terkait erat tentu saja lemahnya perekonomian keluarga. Jika sudah demikian kian berat beban yang harus ditanggung ibu.
     Maka dari itu seperti apapun sosok ibu kita, apakah dia seorang yang lemah lembut, atau seorang yang tegas, seorang yang “mampu” menunjukkan kasih sayangnya atau seorang yang kurang romantis tetap saja tidak layak jika kita dengan mudah menafikan usaha, kerja keras dan cinta ibu kita dalam mendidik dan membuat kita menjadi sesuatu di masa kini. Juga tidak pantas kiranya jika nasihat-nasihat ibu kita tampik dengan semena-mena hanya karena kita berpikir kini kita telah dewasa.Ibu, sesosok perempuan yang kelihatannya lemah, tetapi sesungguhnya kehebatan pria-pria di dunia muncul dari didikannya, muncul justru dari kelemahlembutannya. Ibu memiliki peran besar dalam perubahan dan perbaikan sebuah bangsa. 
     Sebagaimana diutarakan Rasulullah Saw, Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Karakter sebuah bangsa adalah hasil didikan para ibu di sana. Oleh karena itu, jika menginginkan perubahan dan peningkatan kebaikan pada sebuah bangsa, mindset atau pola pikir dan kebiasaan baik para ibu ataupun calon ibu harus dibentuk sedemikian rupa. Sungguh kita dapat melihat betapa besarnya arti dan peran ibu dari sini.
     Anda para pembaca bisa jadi seorang pria muda yang enerjik, atau gadis muda yang ceria, atau ibu muda yang gesit, atau bapak muda yang bijak, bisa juga seorang bapak bagi anak-anak yang hebat dan membanggakan, dan bisa juga seorang ibu yang telah berhasil mendidik anak-anaknya, namun satu hal yang membuat kita sama yaitu kita lahir dari seorang ibu. Mari kita selalu mengenang jasa dan pengorbanannya, mengucapkan terima kasih dan selalu mendoakan ampunan serta kebaikan baginya, di setiap hari kita. Ibu… terima kasih, kami mencintaimu… selamat hari ibu….

Senin, 19 Desember 2011

DOSA YANG MEMBUKAKAN PINTU SYURGA
oleh : Akhir Pebriansyah Van Benjamin

SAHABAT,,

Hidup ini adalah curahan nikamt dan kasih sayang Allah
setiap dinding celah dan rongga kehidupan ini sesungguhnya tidak pernah kosong dari peran Allah
dan kita sesungguhnya tidak pernah punya andil dalam menentukan hidup ini
kalau pun ada amal-amal kita itu pula tidak pernah lepas dari karunia Allah....

Sahabat,
jangan pernah puas beramal
jangan pernah berhenti beramal
dan jangan mengitung dan memperhatikan amal karena dapat menimbulkan kita merasa cukup dan puas dalam beramal sehingga akan melemahkan kita sendiri

ingatlah kita tidak pernah tau kualitas amal kita

ibnul qoyim berkata.."setiap amal ada peran dan bagiannya yakni bagian syetan...."
bagaimana dengan amal-amal yang kita lakukan?

Sahabat...ada alasan kenapa kita tidak boleh menghitung ketaatan dan amal kita...Ada orang yang sering beramal kita anggap ia adalah ahli syurga ..
tapi ternyata sang alim itu terus menghitung dan memperhatikan amal-amalnya sehinga melemahkan ia..orang yang beramal itu merasa cukup..merasa telah merasa Allah telah memberikan karunia Allah., padahal sungguh allah sangat tidak menyukai orang yang ujub, takabur,  dan berbangga diri...hingga Allah memasukkan kedalam neraka

ada hal lain orang yang pernah melakukan dosa..dosa itu terus tampak dimatanya kemudian bertobat..ia menyesal ia terus mendekatkan diri kepada Allah ingat segala dosa-dosanya hatinya merasa remuk hancur saat ingat dosanya
hingga terus beramal , tidak ujub, hingga ia selamat dan  Allah mengampuni dosanya dan masuk ke dalam syurga

teruslah beramal .. jangan pernah merasa cukup
jangan pernah merasa soleh dan jangan pernah merasa paling alim....

Allahualam,...........