Rabu, 30 Maret 2011

Inilah Dakwah Kampus

         Dakwah kampus yang telah berjalan seperempat abad lebih telah banyak menorehkan sejarah luar biasa. Rekam jejak sejarah dakwah kampus, meskipun masih berserakan di berbagai tempat—di catatan-catatan kecil, ingatan para penggiat, dan buku-buku tandon—terus lestari hingga kini.
          Eksistensi LDK (Lembaga Dakwah Kampus) menjadi eviden kuat hadirnya dakwah di medan ‘laga’ kampus. Walau secara eksplisit memang tidak ada yang mengklaim, menuliskan, atau mematenkan berbagai plot sejarah bangsa yang telah ditorehkan oleh para penggiat dakwah kampus. Pada dasarnya memang para pemain utama, justru tidak ingin nama, eksistensi, atau peran dakwah kampus dipolitisir menjadi bekingan utama konstelasi perjalanan bangsa—sebut saja reformasi.
         Semenjak kehadirannya di kampus-kampus besar ternama di negeri ini, kemudian disusul oleh kampus-kampus lain, dakwah telah menunjukkan performa terbaiknya. Bahwa kampuslah yang menyambut hangat penuh semangat seruan dakwah. Bahwa kampuslah yang—mungkin—selalu menjadi inisiator dari berbagai kejadian yang mewarnai sejarah bangsa. Bahwa anak-anak kampuslah yang lebih mudah menerima perubahan dan menginginkan perubahan. Bahwa kampuslah ladang subur yang menumbuhkan benih-benih afiliator Islam. Posisi tawar yang sangat potensial ini jelas menjadi alasan utama mengapa kampus menjadi primadona dakwah untuk beberapa generasi, bahkan insyaallah hingga detik ini.
        Pada akhirnya, terbentuknya LDK-LDK di berbagai kampus menjadi titik kulminasi membuncahnya dakwah. Dakwah membutuhkan inang untuk bernaung, serta identitas untuk terus eksis. Yang kemudian kita mengenal terminologi “LDK sebagai wajah dakwah kampus.”
        Tak puas dengan hal ini maka timbullah ide untuk membentuk jaringan dakwah kampus dengan wadah Forum Silaturahmi. Forum yang mempunyai sebuah tujuan yang sangat mulia yakni membangun jaringan dan kesatuan antar para aktifis dakwah di setiap kampus.  Akhir kara, marilah kita buktikan pada dunia, bahwa para aktifis LDK adalah para pahlawan persatuan ummat yang akan memberikan tauladan bagi berseminya persatuan Ummat ini. Marilah dengan Bismillah kita awali semuanya dari F.S.L.D.K.
Wallahua'lam bish showab

Untukmu Sahabat : Perjuangan ini belum selesai

Ingatlah sahabat…
Bunga itu menguntum indah,
Menyeri dan mekar memerah,
Dipuji dengan berbagai-bagai madah,
Esoknya bunga itu gugur ke tanah,
Serpih demi serpih ia punah,
Tanpa daun dan kelopaknya musnah.


Sahabatku…
Engkau bukan layu seperti bunga,
Dan aku bukan kumbang yang akan mengambil madunya,
Lambang bunga lambang sementara cuma,
Tetapi perjuangan kita tiada penghujungnya,
Daerah kita bukan daerah cinta,
Bukan masanya untuk memujuk kasih asmara,
Tiada senda gurau memanjang yang meleka,
Kerana kita dalam memperjuangkan agama.
Sahabatku..
Disini uda dan dara telah berkubur,
Kita bina atasnya jihad yang subur.

Ingatlah sahabat…
Bumi kita bumi yang payah,
Penuh peluh, air mata dan mungkin darah,
Bila kita jejak tapaknya perlu punyai wadah,
Ikuti dibelakang ulama’ supaya tak goyah,
Bila dikatakan pada mu: Perjuangan itu amat susah,
Kau katakanlah kembali: Aku mengharap hanya
keredhaan dari Allah.

Sahabatku…
Semalam telah layu sekuntum bunga,
Telah gugur dari jambangannya,
Tetapi itu bukan perjuangan kita,
Bukanlah itu sebagai lambangnya,
Mulut telah kaku untuk bertanya,
Hati malu untuk memikirkannya,
Tidak seperti dahulunya,
Kita kuat berhujah dan bersuara.

Ingatlah sahabatku..
Kerana dulu dan kini kita tetap seorang mujahid,
Yang merindukan dan memburu syahid,
Maaf kiranya tuturku yang pahit.

Senyumlah sahabat..
Senyumlah dan serilah wajah,
Walau pudar dan hambar datang tak sudah,
Belajarlah menjadi seorang mujahid dan mujahidah,
Doaku agar kita berani seperti Hamzah,
Malah punyai semangat seperti Sumaiyah.

“Ketika Doa dalam Nada”

Hilda Wahyuni
INSTITUT PERTANIAN BOGOR



Dalam sujud, ku meneteskan air mata
Ketika ku dengar syair dari lantunan nada para penyair-Mu
Sungguh rapuh hati ini, dalam nyanyian-Mu
Ku ratapi, begitu banyak dosaku kepada-Mu

I
tulah sebait puisi yang mewakili perasaan saya ketika mendengar untaian  nada dari irama nasyid yang begitu syahdu. Memang, musik merupakan sarana yang efektif untuk mewakili perasaan manusia. Mungkin karena itulah maka sampai saat ini musik telah menjadi salah satu ekspresi hidup yang membawa pengaruh kepada setiap orang dalam kehidupannya. Musik merupakan salah satu  ekspresi jiwa, hati dan pikiran manusia melalui nilai seni kehidupan. Oleh karena itu, tak salah ketika kita mendengar lantunan nasyid dengan irama syahdu, akan membuat hati dan jiwa kita ikut menangis.

Tapi sebenarnya apa sih nasyid itu? Mungkin beberapa orang sudah mengetahui jenis musik ini, akan tetapi masih banyak orang yang masih belum mengetahui khususnya  di Indonesia yang saat ini justru sedang dihinggapi virus musik Band dengan berbagai genre seperti Rock, Pop, Melayu, Band Indie, dan lain-lain. Padahal, sebagai negara muslim terbesar di dunia, seharusnya Indonesia tidak asing lagi dengan jenis musik ini karena nasyid merupakan musik budaya Islam.  Namun, karena banyaknya pengaruh budaya yang masuk, nasyid telah kalah saing dengan berbagai jenis musik lainnya yang lebih menarik masyarakat seperti Pop, RnB, Rock Band, dan lan-lain. So,yuk dari sekarang kita mulai mengenal musik nasyid !

Nasyid berasal dari bahasa Arab dari kata ansyada-yunsyidu yang artinya  senandung. Namun, di beberapa artikel juga menyebutkan bahwa arti nasyid atau  anasyid (jamak) adalah lantunan atau bacaan. Sedangkan dalam definisi format kesenian, nasyid berarti senandung yang berisi syair-syair keagamaan. Nah, dari beberapa definisi yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa nasyid merupakan lantunan atau senandung syair dan lirik keagamaan yang berisi pesan,  nilai-nilai agama dan budaya Islam dalam rangka mendekatkan diri kepada Tuhan. Jadi, jika ada yang belum tahu apa itu nasyid, sekarang sudah bisa membayangkan ya bagaimana musik nasyid itu.

Nasyid tidak hanya sekedar senandung musik atau lantunan nada belaka, namun mengandung nilai spiritual dan rohani yang kuat di dalam lirik dan munsyidnya. Munsyid adalah orang yang melantunkan nasyid. Seorang munsyid biasanya merupakan seorang yang memiliki kualitas nilai rohani yang baik pula.  Nasyid memiliki pesan rohani dan pesan islam yang kuat dan para munsyid biasanya menggunakan nasyid juga sebagai sarana berdakwah. Yah, jadi ternyata sarana berdakwah  itu sangat luas. Tidak hanya dengan berceramah atau menyampaikan kultum saja, tapi juga bisa melalui seni yang salah satunya adalah dengan nasyid. Oleh karena itu, para munsyid juga harus memiliki pemahaman yang kuat terhadap dakwah di bidang seni ini.

Nasyid telah dikenal sejak zaman Rasulullah SAW. Syair Thala’al Badru ’alaina  (artinya telah muncul rembulan di tengah kami) yang kini sering dinyanyikan oleh tim qosidah atau majelis ta’lim, adalah syair yang dinyanyikan kaum muslimin untuk menyambut kedatangan Rasulullah SAW ketika pertama kali beliau dan rombongan dari Mekah hijrah ke Madinah. Jadi, musik nasyid seharusnya bukanlah hal yang asing lagi bagi para umat muslim karena nasyid merupakan budaya Islam yang telah ada dan berkembang sejak zaman Rasulullah SAW. Sedangkan di Indonesia sendiri, musik nasyid mulai dikenal dan masuk ke Indonesia pada era 80-an. Perkembangannya dipelopori oleh para aktivis-aktivis islam di kampus-kampus dan sekolah yang mulai tumbuh pesat pada masa itu.

Saat ini, nasyid merupakan salah satu jenis musik di Indonesia yang  mulai menunjukkan dirinya. Tidak banyak orang yang tahu tentang salah satu jenis musik ini, tapi ternyata nasyid merupakan jenis musik yang paling digandrungi para aktivis dakwah khususnya aktivis dakwah kampus dan sekolah. What is “Aktivis Dakwah”? Mereka adalah para aktivis yang memiliki tujuan untuk berdakwah di jalan Allah. Para aktivis yang tidak hanya berdiri, berjalan dan berlari untuk dunia, tapi juga memiliki prinsip untuk mencapai kebahagiaan akhirat dengan jalan ibadah lillahita’ala. Seperti yang telah disebutkan di atas pula, bahwa mereka juga lah yang dahulu menjadi pelopor perkembangan musik nasyid sehingga dapat dikenal hingga sekarang. Wah, mungkin masih bingung, apa sih sebenarnya hubungan aktivis dakawah, nasyid dan musik? Kok sepertinya gag nyambung banget gitu ^^. Tapi  tidak perlu diisambung-sambungkan, karena kita tidak sedang membicarakan Aktivis Dakwah. Aktivis Dakwah hanyalah salah satu contoh dari mereka yang menyukai musik nasyid. Tapi mengapa ya, nasyid kok sepertinya “Islam Banget gitu ^^ (hhe...)”.

Jadi, jika ditlilik secara mendalam, hubungan antara nasyid, manusia dan musik memiliki hubungan yang erat. Mengapa demikian? Karena nasyid merupakan jenis musik yang bertujuan untuk mengekspresikan rasa cinta kita akan keagungan Allah SWT, Sang Pencipta Seluruh Alam Semesta. Yah, nasyid adalah musik Islami yang dikemas dengan menarik sehingga sang pendengar mampu mengekspresikan jiwanya untuk lebih dekat kepada Sang Pencipta. Di dalam Islam, musik nasyid pun merupakan salah satu sarana yang efektif dalam berdakwah. Oleh karena itu, telah dikatakan di atas bahwa tak heran jika para aktivis dakwah sangat suka dengan jenis musik ini khususnya para remaja yang telah melabelkan dirinya sebagai Aktivis Dakwah Kampus dan Sekolah. 

Namun, sebenarnya nasyid tidak diciptakan untuk para aktivis dakwah saja, tapi untuk para komunitas umum juga. Sayangnya jenis musik nasyid belum mampu menarik minat dan kesukaan masyarakat Indonesia sehingga sepertinya musik nasyid hanya terbatas untuk kalangan "orang-orang yang mengerti islam" saja. Padahal seharusnya tidak seperti itu. Jika benar-benar diresapi  secara mendalam, banyak sekali manfaat yang dapat  berpengaruh ke dalam jiwa dan hati kita jika mendengar musik nasyid. Musik nasyid dapat membuat kita lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Nah, sebagai khalifah Tuhan di bumi, sudah seharusnya kita menyukai jenis musik ini !!!

Musik nasyid memiliki genre yang tak kalah bagusnya dengan jenis musik lainnya. Bahkan banyak nasyid yang telah dimix dengan jenis musik lain seperti Pop, RnB dan Rapp. Coba bayangkan, pasti bagus sekali kan kalau mendengar nasyid yang musiknya RnB dan Rapp^^. Yah, jadi jangan salah persepsi dulu terhadap musik nasyid. Mungkin kebanyakan orang menganggap bahwa nasyid itu musik Islam yang nadanya hanya “slow-slow” saja. Tapi saat ini, kenyataannya tidak begitu. Bahkan beberapa pelantun nasyid seperti grup nasyid Justice Voice, melantunkan lirik-lirik nasyid dengan cara yang unik. Mereka menyanyikannya dengan nada acapella, dengan “sedikit” memainkan suara-suara dari vokal mereka yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Sudah pada tau kan acapella itu apa? Atau ada yang belum tau? Jadi, acapella itu jenis musik tanpa iringan alat musik. Jadi hanya menggunakan vokal dari mulut  saja. Uniknya, para munsyid biasanya memainkan vokal mereka mirip seperti alat musik. Jadi ketika mendengar mereka bernyanyi pun, tidak bosan dan justru sangat menarik. Namun, ada juga acapella yang hanya menggunakan gendang.

Wah, jika berbicara tentang Justice Voice, salah satu grup nasyid yang sudah cukup terkenal di kalangan “oarang-orang pecinta nasyid”, maka tidak ada habisnya. Mengapa? Karena Justice Voice memang unik dan menarik. Selain cara bernyanyi mereka, lirik-lirik di setiap lagu mereka pun tak kalah uniknya. Mereka menggunakan kata-kata yang ringan dan mungkin “sedikit gaul” di dalam lirik-liriknya. Tema dan judul di setiap lagu mereka pun tak jauh dari permasalahan di kehidupan sehari-hari para umat muslim.

Berbeda dengan Justice Voice, Izzatul Islam juga memiliki keunikan tersendiri. Wah, sepertinya belum pernah denger tuh yang namanya “Izzatul Islam”? Izzatul Islam juga salah satu grup nasyid yang terkenal juga di kalangan “para pecinta nasyid (hhe lagi..^^)”. Bedanya dengan Justice Voice, Izzatul Islam mengusung jenis musik nasyid yang lebih menyeru dan bersemangat. Jadi maksudnya, musiknya membangkitkan semangat-semangat para pendengarnya untuk dapat lebih mengekspresikan jiwa agar lebih dekat kepada Sang Pencipta Alam, Allah SWT. Lirik-liriknya pun menggunakan kata-kata yang agak berat dan memiliki makna yang mendalam. Beberapa lagu mereka yang sudah terkenal adalah Sang Murabbi, Rabithah, dan Barisan Mujahid. Kalau belum pada tau, bisa kok disearch di internet (hhe...^^).

Selain Justice Voice dan Izzatul Islam, sebenarnya ada salah satu grup nasyid yang sudah cukup dikenal luas oleh masyarakat Indonesia dan kepopulerannya cukup diperhitungkan. Mereka adalah grup nasyid SNADA. Mereka pernah populer dengan lagu “Jagalah Hati” yang diciptakan oleh KH. Abdullah Gymnastiar yang pada saat bersamaan menjadi tokoh yang populer juga di kalangan masyarakat saat itu. SNADA mengusung karakter nasyid yang hampir mirip dengan karakter bernyanyi grup nasyid asal Malaysia, Raihan, yang pernah berjaya juga di industri musik Indonesia pada masanya. Keduanya mendapatkan tempat yang cukup baik di dalam pasar musik Indonesia saat itu. Namun, seiring berjalannya waktu, popularitas mereka perlahan-lahan mulai menghilang.  Munculnya band-band yang telah mendobrak  musik Indonesia, akhirnya membuat mereka tersingkir.

Wah, mungkin yang dari tadi dibicarakan sepertinya grup nasyid terus ya. Jadi kalau grup nasyid itu, personilnya lebih dari satu. Lalu, ada tidak yang nyanyinya solo saja? Pasti ada dong! Bahkan,  para pelantun nasyid solo  jauh lebih terkenal dan masih diterima oleh masyarakat hingga saat ini. Contohnya saja kalau di Indonesia ada Hadad Alwi, Opick, Sulis, dan Jeffri Al Buchari. Mereka merupakan icon-icon musik nasyid Indonesia saat ini. Namun, ketenaran mereka dalam menguasai pasar musik Indonesia hanya berlangsung sesaat dan tidak konsisten. Biasanya lagu-lagu mereka populer di saat ada hari-hari  besar umat muslim saja seperti Bulan Ramadhan dan Idul Fitri (Lebaran). Setelah itu, konsumsi masyarakat akan kembali ke lagu-lagu Band dan jenis musik lainnya. Oleh karena itu, bahkan supaya para Band-Band ini dapat terus eksis sepanjang tahun, mereka pun tak mau kalah dengan para munsyid di saat Bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Banyak dari mereka yang mengeluarkan album-album atau single-single yang bertemakan agama atau hari-hari besar tersebut. Sehingga terkadang lagu-lagu para munsyid kalah populer dengan lagu-lagu mereka.

Mungkin itu adalah sedikit potret dari musik nasyid Indonesia yang sebenarnya jika terus dikembangkan, dapat mampu ikut menguasai pasar musik Indonesia. Namun sayangnya,  minat masyarakat Indonesia untuk menjadi penyanyi nasyid atau pun menjadi pendengar sejati musik nasyid hanya sedikit sekali. Masyarakat Indonesia saat ini justru berlomba-lomba menjadi anak Band atau penyanyi Pop, RnB, dan lainnya sehingga regenerasi musik nasyid menjadi terbatas. Padahal di lain pihak,  sebenarnya ada juga grup-grup nasyid baru yang personilnya masih muda-muda juga, tetapi kepopuleran mereka masih jauh dari harapan sehingga peluang musik nasyid untuk ikut menguasai pasar musik Indonesia dan patut diperhitungkan,  masih memerlukan perjuangan dan usaha yang keras.

Perkembangan musik nasyid sendiri sebenarnya saat ini telah berkembang cukup pesat dibalik euforia masyarakat yang masih lekat dengan jenis-jenis musik umum lainnya. Kehadiran musik nasyid ditengah-tengah yang lain, saat ini masih dapat diterima oleh masyarakat dan mendapat apresiasi yang cukup baik walaupun hanya di saat-saat tertentu. Tetapi walaupun nasyid masih belum menjadi yang terdepan, tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti musik nasyid dapat mampu menguasai pasar musik Indonesia. Tidak hanya itu, harapannya suatu saat nanti, musik nasyid dapat menjadi virus baru di blantika musik Indonesia.

                Sepotong lirik dari senandung seorang munsyid asal Swedia, Maher Zain, mudah-mudahan dapat menggerakkan hati kita semua...

I was so far from You
Yet to me You were always so close
I wandered lost in the dark
I closed my eyes toward the signs
You put in my way
I walked everyday, further and further away from You
Oooo Allah, You brought me home
I thank You with every breath I take
Alhamdulillah, Alhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah...

                Wallahu’alam bishawwab....

Hilda Wahyuni







               




Minggu, 27 Maret 2011

JAKET FSLDK

INFO FORUM SILATURAHMI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (FSLDK)


            Dibuka pemesanan Jaket FSLDK Indonesia dan FSLDK Jabar tahap dua. Pemesanan bisa dikoordinir melalui LDK di Universitasnya atau melalui Puskomda di wilayah tersebut.
Pribar        : LDK Intisyar UIKA, Bogor
Pritim        : LDK KISI, Universitas Siliwangi (UNSIL), Tasikmalaya
Cirebon     : LDK IMNI, UNSWAGATI
Baraya      : LDK SKI IT TELKOM
Dead Line 7 April 2011

Format Pemesanan :
FSLDKI/FSLDK Jabar_Nama_Unv_Ikhwat/Akhwat_Ukuran_DP (pembayaran)_No. HP

Harga Jaket :
1. Jaket FSLDK Indonesia Rp 100.000,-
         Angsuran 1 : Rp 30.000
         Angsuran 2 : Rp 40.000
         Angsuran 3 : Rp 30.000

2.Jaket FSLDK Jabar ; Ikhwat Rp.90.000, Akhwat Rp. 95.0000
         Angsuran 1 : Rp 50.000
         Angsuran 2 : Rp 40.000 / Rp. 45.000

CP. Retno 085279978866

JAKET FSLDK Indonesia

JAKET FSLDK Jabar



Jumat, 25 Maret 2011

PUSKOMDAY’s, APAAN TUH???

Hai Bro, Sist, Bang, Kakang, Eneng, Mas, Mbak, temen-temen n’ kakak-kakak semua………

          Pernah mengetahui kata PUSKOMDAY’s sebelumnya? Mudah-mudahan sudah, bagi yang belum tahu dan ingin tahu inilah all about PUSKOMDAY’s. PUSKOMDAY’s merupakan kegiatan pertemuan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) yang saat ini menjadi pemimpin di tiap daerah. Kegiatan PUSKOMDAY’s merupakan ajang bertemu dan berkumpulnya seluruh LDK yang menjadi pemimpin di daerahnya masing-masing. Kegiatan PUSKOMDAY’s diselenggarakan oleh Pusat Komunisasi Nasional Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus Indonesia (Puskomnas FSLDK). Pada PUSKOMDAY’s tahun 2011 LDK Al Hurriyyah menjadi tuan rumah sekaligus sebagai panitia pelaksana teknisnya.

         Bagi aktivis-aktivis Lembaga Dakwah Kampus Daerah di seluruh Indonesia, PUSKOMDAY’s laksana sebuah sekolah yang menyajikan beragam materi terkait dakwah kampus. Materi yang disajikan dalam sekolah meliputi materi bidang ke-LDK-an, materi mengenai isu-isu dakwah kampus, serta beragam materi bidang kemuslimahan. Pematerinya berasal dari tim Puskomnas FSLDK atau tukoh-tokoh yang diundang guna menyampaikan materi yang dibutuhkan.
 
          Selama 3 (tiga) hari tersebut, akan dihadiri oleh 34 LDK dari seluruh daerah di Indonesia, juga 18 LDK yang menjadi Badan Pekerja dan Badan Khusus Puskomnas. PUSKOMDAY’s juga akan menghadirkan tokoh-tokoh dari dalam dan luar negeri. Insya Allah akan hadir Mahathir Mohamad mantan Perdana Menteri Malaysia tahun, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. Rektor Universitas Paramadina Anis Baswedan, serta Wakil Ketua DPR Anis Matta, juga Jusuf Kalla mantan Wakil Presiden RI tahun 2004-2009.
 
          Kegiatan PUSKOMDAY’s insya allah akan dilaksanakan selama 3 (tiga) 22-24 April 2011 dengan mengangkat tema Optimalisasi Dakwah Potensi Dakwah Kampus Indonesia di kancah Internasional Bagi kawan-kawan yang belum memiliki agenda pada saat itu, silakan untuk hadir pada Grand Opening PUSKOMDAY’s pada :
          Hari, tanggal : Jum’at 22 April 2011  
          Waktu          : 08.00 s.d. 18.00 WIB
          Tempat        : Graha Widya Wisuda, Kampus Darmaga, 
                               Institut Pertanian Bogor.
                      
Don’t miss it…!!!

Kamis, 24 Maret 2011

Ketika Amanah Itu Datang....

Teruntuk Penerus Estafet Dakwah


Bismillahirrahmanirrahim
Sebenarnya bukan saatnya saya harus menulis tulisan ini. Tapi bagaimana lagi? Hasrat untuk menulis begitu menggebu-gebu. Jadi walaupun sekarang masih dalam rangka mneyelesaikan UTS, tak apalah rasanya jika saya meluangkan waktu 2-3 jam untuk sekedar meluncurkan berbagai pemikiran yang tiba-tiba berkeliaran dengan bebasnya di korteks cerebri ini.

Beberapa waktu yang lalu saya ditanya. Ya… ada yang bertanya kepada saya. Beliau bertanya bagaimana pendapat saya tentang amanah? Atau kalau dijadikan soal dalam ujian Agama Islam redaksinya kira-kira seperti ini: Apa pendapat Anda tentang “amanah”??

Jika saat itu saya benar-benar sedang berada dalam kondisi ujian, mungkin tanpa ragu saya akan menjawab pengertian amanah sesuai dengan materi pelajaran yang telah saya dapatkan, kalau perlu sesuai redaksi di dalam text booknya. Namun saat itu, seketika lidah saya kelu untuk menjawab. “Speechless” kalau orang-orang bilang

Bukan karena apa-apa, tapi tentu saja karena saya memiliki “the meaning of amanah” versi saya sendiri. Dan mungkin setiap orang juga sudah tau kalau amanah itu adalah sebuah tanggung jawab, sebuah beban yang dipikul dan kelak akan dimintai laporan kinerjanya oleh manusia secara formal di dunia, namun sejatinya akan lebih diperhitungkan ketika ditanyai oleh Allah di akhirat. Amanah yang ibarat “facebook” atau “jejaring sosial” yang memiliki dua mata sisi yang berlawanan, bisa dijadikan sebagai jalan untuk meraih ridho Allah sekaligus bisa kita jadikan ajang untuk mendapatkan murkanya Allah.

Namun saya tak tertarik untuk membahas amanah “versi” di atas kala itu. Maka terlontarlah kata-kata (yang amat sangat susah untuk saya rangkai) kalau “amanah itu adalah tarbiyah dari Allah. Amanah adalah penjaga kita, dan tentu saja semua orang telah dititipi amanah dari Allah akan dipertanggungjawabkan kelak”. Saya tak ingat lagi apa saja yang sampaikan kala itu, namun kira-kira itulah inti dari narasi yang saya coba jelaskan dengan panjang lebar.

Kawan, dulu… ketika di pertengahan tahun kedua kuliah, sebuah forum studi mencoba merekrut saya untuk mengemban sebuah amanah. Begitu banyak ketidakpahaman yang berloncatan di pikiran ini,”Kenapa saya?”, “Wah bagaimana ini?”, “what should I do then?”, “Hey!!! Kalian salah orang, I’m not the right one!”.

Namun akhirnya saya mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan sedikit melihat potensi diri “yang mungkin” menjadi kausalitas perekrutan tersebut. Saya yang dasarnya memang gamang, tanpa adanya “al fahmu”, menjalankan amanah itu selayaknya orang buta yang mencoba mengenali pemetaan benda-benda yang ada di sekitarnya. Saya mencoba mengikuti setiap alur yang ada. Diam-diam saya sempat berfikir untuk menjalani semua ini apa adanya, tanpa semangat yang membuncah karena saya fikir amanah ini bukanlah sesuatu yang penting, yang penting saya sudah berusaha menjalankan dan whatever dengan hasilnya (naudzubillah). Diri ini yang masih terlalu dini untuk sebuah amanah yang “berat” menyebabkan saya menjadi ibaratnya seorang bayi premature. Seseorang yang dipercepat proses kelahirannya. Tahun pertama menjadi “kaput” begitu berat…

Nah ketika itulah proses “tarbiyah” dari Allah itu terlaksana. Perlahan namun pasti “sesuatu” yang saya jalankan dengan penuh keberatan itu menyebabkan saya menemukan hal yang luar biasa. Saya terus mencoba membuka diri untuk hal-hal baru yang saya dapatkan ketika itu. Saya tetap berusaha mencoba menjadi “gelas yang setengah kosong setengah berisi” ketika tarbiyah itu merekayasa dengan indahnya pemahaman-pemahaman baru di dalam benak saya ini. Yang perlahan namun pasti mengetuk hati yang sedikit tertutup awalnya.

Kawan, amanah itu adalah titipan. Ya, titipan yang kelak akan diambil lagi… Akhirnya ketika saya sudah mulai merasakan “asyik” nya menjalankan amanah itu, limit waktu itu pun semakin mandekat. Sudah saatnya amanah itu diambil lagi dan akan diberikan kepada orang yang berhak. Dan saya akhirnya hanya bisa termangu, menyadari begitu banyak yang masih belum sempat saya lakukan dengan amanah saya tersebut…..

Namun perlu engkau garis bawahi kawan. Amanah itu bukan hanya sesuatu yang sering kita temukan dalam serah terima jabatan, duduk mendapatkan sebuah gelar kebanggaan. Amanah bukan hanya sekedar itu. Ingatkah engkau kawan? Malaikat, tumbuhan dan hewan menolak untuk diberi amanah karena saking beratnya amanah tersebut. Namun manusia menerimanya. Yah, diri kita ini adalah amanah dari Allah. Akan mau dibawa kemana tubuh ini juga akan dipertanyakan, dipertanggungjawabkan di depan penciptanya, sang pemilik amanah.

Amanah tidak pernah salah memilih siapa yang akan memikulnya teman! Siap atau tidak ia akan datang. Memang sedikit sekali option yang dapat kita pilih, menerima amanah dengan penuh kesiapan, menerima amanah dalam keadaan tidak siap, atau menyerah dan menjadi generasi-generasi yang terlupkan dan tergantikan? Memang amanah adalah cobaan, dan Allah tidak akan mencoba dan menguji hambaNya di luar batas kesanggupan dari manusia. Jadi untuk setiap amanah yang kita dapatkan maka optimislah amanah itu akan kita pikul dengan baik dan maksimal sehingga kelak ketika dipertanyakan oleh Allah, kita mampu menjawabnya dengan baik.

Lakukanlah yang terbaik dan keluarkan semua potensi maksimal yang engkau miliki karena sesungguhnya Allah lebih melihat proses bukan hasil. Jadi bersemangatlah dengan setiap amanah yang datang dan pergi silih berganti. Selama kita masih hidup dan bernafas di bumi ini, inshaAllah akan selalu ada amanah di sekitar kita.
Semoga Allah SWT menguatkan yang lemah dalam hati ini untuk menerima, menjaga, dan menjalankan a

RENUNGAN BERSAMA


di pondok kecil..
di pantai ombak..
berbuih putih..
beralun-alun..

...wahai ikhwah..pernahkah kita merasakan hidup di tempat seperti itu??
jangankan merasakan,,membayangkan saja mgkn tidak pernah..
tp mereka yang berada di bumi para nabi sana telah merasakannya,,bahkan lebih buruk lg dari apa yang tdk pernah terbayangkan oleh kita..
namun mereka tetap kuat..!!sekuat tank2 baja israel yang terus berusaha menggilas tubuh2 kecil mereka..
itu realita teman,,itu bukan rekayasa..

duhai ikhwah..mari bersama kita renungkan dan syukuri apa yang telah kita peroleh..
jangan menjadi lemah hanya karena setitik masalah yang tidak kita ketahui hikmahnya..
semoga bermanfa'at..^^

 


MENGAWAL AL QUR’AN SAMPAI MATI

Dikisahkan dalam siroh nabawiyyah, bahwasanya tak lama setelah Rasulullah wafat dan kembali ke pangkuan Tuhannya, seluruh kaum muslimin dibuat geger. Bukan itu saja, kegemparan itu terdengar santer di kalangan kaum munafiqin dan kaum musyirikin.

Lalu, dalam hitungan waktu muncul banyak orang yang mengaku-ngaku sebagai nabi setelah beliau SAW. Di antaranya adalah Musailamah al-Kazzab. Musailamah mengaku sebagai nabi sepeninggal Rasulullah saw hanya untuk mencari sensasi dan kesempatan untuk pamer popularitas. Namun, siapa di balik kejadian itu semua? Jelas, tidak lepas dari Abdullah bin Ubay bin Salul, gembongnya kaum Munafikin yang lalu dan yang akan datang.

Banyak kaum muslimin yang kemudian murtad dan mengikuti ajaran Musailamah al-Kazzab. Ibnu Katsir menyebutkan tak kurang dari 100.000 orang yang murtad. Luar biasa. Sangat besar.Setelah Khalifah Abu Bakar didaulat sebagai pengganti Rasulullah dan melanjutkan risalah Islam di atas manhaj nubuwwah, wazifah (tugas kekhalifahan) pertama kali yang beliau lakukan adalah memerangi kaum murtaddin dan enggan membayar zakat.

Untuk menumpas kaum murtaddin itu, Setidaknya Abu Bakar memobilisasi mujahidin muslimin dengan jumlah 10.000 ribu orang. Sebagian besarnya adalah para penghafal al-Qur'an dari kalangan sahabat Rasulullah saw yang dikomandoi langsung oleh Abu Bakar di garda terdepan.

Dengan izin Allah, pasukan kaum muslimin yang terdiri dari para huffazul Qur'an itu merangsek dan melumatkan habis kaum murtaddin. Demikian pula pemimpin mereka, Musailamah al-Kazzab, tewas mengenaskan. Sebagian besar kaum murtaddin terbunuh dan habis. Sementara dari pihak kaum muslimin hanya sekitar 70 orang yang syahid. Dan lagi-lagi, sebagian besarnya adalah para penghafal al-Qur'an, pengawal Islam dan peradaban risalah ilahi. Tapi dalam riwayat lain, Imam Ibnu Katsir menyebutkan jumlah huffazul Qur'an yang wafat mencapai 400 orang. Wallahu a'lam.

Yang jelas, peristiwa besar dalam sejarah Islam setelah wafatnya Rasulullah ini telah ditorehkan oleh para penghafal al-Qur'an. Dengan jiwa heroiknya mereka berada di garis terdepan dalam mengawal risalah Islam ini, meski harus mempertaruhkan nyawa mereka. Mereka sadar bahwa itulah barang paling berharga yang patut untuk dipersembahkan, sebagaimana al-Qur'an menyuruh mereka untuk melakukan hal itu.

Saat ini kapan kita bisa mengalami kehebatan para mujahidin ini. Di mana al-Qur'an bersama umatnya bisa menjadi solusi bagi kehidupan umat yang tengah di landa sakaratul maut kehidupan ini..

Tidak ada lagi solusi selain kembali ke pangkuan al-Qur'an, dalam gerak, harokah, dinamisasi dan menyelamatkan umat yang sudah terlanjur jauh dari al-Qur'an ini.

Bayangkan saja apabila tidak ada perjuangan dan perngorbanan dari para sahabat penghafal al-Qur'an itu, mana mungkin kita bisa menikmati al-Qur'an sampai saat sekarang?
Ya Allah, maafkan kami yang lalai dari siroh mereka 


Minggu, 20 Maret 2011

Piagam Pasundan


Piagam Pasundan laksana Penandatanganan kontrak kelulusan…..

Bagi peserta Rapat Koordinasi Wilayah Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus Jawa Barat, khususnya para mas’ul Penandatanganan Piagam Pasundan yang dilaksanakan pada hari ke-2 Rakorwil seolah seperti penandatanganan kontrak kelulusan. Kontrak untuk lulus dari Jurusan dan universitasnya masing-masing pada tahun 2012, minimal pada pertengahan 2012. Mungkin hal tersebut terkesan aneh, karena hanya untuk sebuah organisasi bernama FSLDK, ada mahasiswa yang mau untuk menunda kelulusannya. Namun, semua itu tentu telah melewati pemikiran yang panjang pada pribadi masing-masing.
Bukan sebuah hal yang mudah tentunya bagi setiap ikhwah yang mau terjun secara total pada forum ini. Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus Indonesia merupakan sebuah forum yang kepengurusannya berganti setiap 2 atau 3 tahun sekali. Pada periode kali ini, kepengurusan FSLDK di seluruh Indonesia serentak sama yaitu mulai tahun 2010 sampai dengan 2012. Ada rentang waktu 2 tahun bagi setiap orang yang memutuskan untuk terjun di FSLDK untuk berkarya lebih banyak. Demikian juga dengan mas’ul/ah serta seluruh tim Puskomda FSLDK Jawa Barat.
Setiap ikhwah yang sekarang terjun di FSLDK terutama yang sudah berada di tingkat akhir di kampusnya harus mau untuk menunda kelulusannya demi dakwah kampus wilayah jawa barat. Sangat wajar sebenarnya ketika hal itulah yang terlontar dari para aktivis. Ketika pun ada seorang yang ingin lulus sedangkan ia masih memiliki amanah di FSLDK, ia harus mampu men-tarsfer seluruh informasi dan tugas kepada generasi penerusnya.
Bukan sebuah hal yang mudah untuk melakukan proses transfer amanah. Ada kalanya output yang dihasilkan dari trasferrin g data, info, dan tugas tersebut tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh si empunya amanah. Oleh karenanya daripada terjadi ketimpangan attau kekeliruan di tengah jalan, lebih baik amanah itu diselesaikan sendiri hingga akhir.
Jangan lupa bahwa semua yang kita lakukan just because of Allah and fi sabilillah… agar amalan kita tercatat sebagai ibadah bagi para pelakunya.
Wallahu a’lam bishawwab.

Senin, 14 Maret 2011

Press Release Rakorwil I FSLDK Jawa Barat

Nomor : 001/BPNAS/JABAR/FSLDK/III/2011



Sabtu, 12 Maret 2011 merupakan sebuah hari yang istimewa bagi muharik dakwah Jawa Barat. Saat itulah aktivis-aktivis dakwah yang tergabung dalam tim Pusat Komunikasi Daerah (Puskomda) Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Jawa Barat mengadakan pertemuan untuk melaksakan Rapat koordinasi wilayah (rakorwil) pertama.
Kegiatan rakorwil FSLDK Jawa Barat diselenggarakan oleh Badan Pekerja Puskomnas (BP-nas) Jawa Barat yaitu LDK Al Hurriyyah bertempat di Universitas Islam Ibn Khaldun (UIKA), Bogor. rakorwil I FSLDK Jawa Barat dihadiri oleh 3 dari 4 Puskomda yang ada di wilayah Jawa Barat, yaitu LDK KISI Univ. Siliwangi sebagai Puskomda Priangan Timur, LDK SKI IT Telkom sebagai Puskomda Bandung Raya, serta LDK Al-Intisyar UIKA yang juga menjadi Tuan Rumah rakorwil I ini. Satu puskomda yang berhalangan hadir adalah LDK IMNI univ. Swadaya Sunan Gunung Jati (Unswagati) sebagai Puskomda Cirebon yang pada saat bersamaan melaksanakan agenda LDK di Kampus Unswagati. Keseluruhan peserta rakorwil yang hadir berjumlah 14 orang serta 7 orang tim BPnas Jawa Barat.
Rakorwil I membahas rumusan pergerakan dakwah kampus Jawa Barat. Visi FSLDK Jawa Barat tercantum dalam Grand Design FSLDK Jawa Barat, yaitu FSLDK Jabar yang MADANI (Mandiri finansial, Aktif dalam penyebaran Isu, Dakwah yang professional, Informasi yang tersebar merata). Rumusan tersebut diturunkan ke dalam visi tiap-tiap komisi. Komisi A memiliki visi Dakwah Secara Luas dengan Mengoptimalkan Peran Media. Komisi B (ke-LDK-an) merumuskan sebuah visi Mewujudkan Jawa Barat Madani melalui Peran Lembaga Dakwah Kampus yang Mandiri dan Berkompeten. Komisi C (Kemuslimahan) mengangkat visi untuk Mewujudkan Kesatuan Gerak Muslimah LDK se-Jawa Barat yang MADANI (Mandiri, Aktif, Dakwah yang profesional, serta Nasionalisasi dan Integrasi Jaringan.
Sebelum peserta rakorwil membahas rumusan pergerakan dakwah kampus Jawa Barat, terlebih dahulu peserta mendapatkan materi terkait FSLDK dari Kang Usep Lukmanul Hakim, dosen IT Telkom Bandung, kandidat master di UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, yang dulunya sempat menjadi koordinator Puskomda Bandung Raya. Kang Usep memberikan materi terkait Sinergisitas Menuju Dakwah Kampus Madani yang juga menjadi tema rakorwil I FSLDK Jawa Barat. Kang Usep menyampaikan materi mengenai Proyek Pembaharuan Dakwah Kampus yang salah satu strateginya adalah melalui kepemimpinan yang sejati, yaitu kombinasi antara ketokohan dan pengalaman kepemimpinan yang mumpuni.
Kegiatan rakorwil I ditutup dengan Pembacaan Piagam Pasundan yang berisikan tiga janji setia Aktivis Dakwah Kampus Jawa Barat guna mewujudkan kekuatan dakwah di bumi jawa barat. Setelahnya adalah penyerahan Piagam Pasundan tersebut kepada masing-masing koordinator Puskomda.
“Semoga optimalisasi menuju dakwah kampus madani dapat terwujud di Tanah Pasundan…” demikian harapan Akhir Pebriansyah, kordinator BP Puskomnas wilayah Jawa Barat.

Selasa, 01 Maret 2011

Sumber Kekuatan itu Ada Padamu Indonesiaku


Kelahirannya melenyapkan kejahiliyahan Ibarat matahari terbit yang memasukkan malam kedalam siang.Ia menggali kasih sayang di saat seorang ayah mengubur hidup-hidup anak kandungnya. Ia membawa peradaban ke tengah-tengah kebiadaban. Dialah Islam. Agama yang haq yang telah disempurnakan Khaliq sebagai petunjuk bagi makhluq-Nya. Agama yang diakui dan dianut oleh orang sebersih Abu Bakar As-siddiq, sekaliber Umar bin Khattab, semulia Ustman bin Affan, dan setangguh Ali bin AbiTahalib. Dienulhaq yang menyinari dunia dengan ke-Tauhid-an dari kegelapan kolonialisme Romawi dan mitos-mitos Persia.

Agama monotheis ini menggeliat di tengah-tengah tindihan politheisme orthodoks. Tumbuh sebagai “barang aneh” membuat risih penyembah-penyembah kreasi manusia. Hingga pada akhirnya sejahat-jahatnya makar kemaksiatan bemaksud melenyapkan geliatan ini dengan seluruh daya dan upaya yang ada. Namun, sejarah mengabadikan bahwa “barang aneh” ini secara perlahan memikat beberapa sosok perindu hidayah, merasuk kedalam hati dan fikiran, menguasai tindak perbuatan, hingga pada akhirnya menjadi kekuatan.

Tepat sekali jika dikatakan “barang aneh” ini tumbuh sebagai kekuatan. Kekuatan yang mampu menghancurkan seribu pasukan hanya dengan 314 pasang tangan perindu syahid di lembah Badar. Kekuatan yang berhasil menguatkan tiga ribu pejuang untuk mempertahankan sebuah kota kecil dari gempuran sepuluh ribu tentara “Al-Ahzab” yang berkonspirasi. Hingga pada akhirnya kekuatan ini mampu membebaskan 2/3 wilayah bumi untuk mengakui ke-Tauhidan Allah dan kerasulan Muhammad saw. Kekuatan ini berhasil menegakkan peradaban Islam yang mulia hingga bukan saja dunia Barat, namun seluruh penjuru dunia kala itu berkiblat ke arah panji-panji Islam. Benar-benar kekuatan yang tajam dan tidak terkalahkan.

Kisah itu bukanlah sekedar barisan-barisan pelengkap koleksi kebohongan sejarah. Namun kebenarannya merupakan sebuah hikmah yang bisa kita tarik kemanfaatannya. Keterwujudan peradaban Islam bukanlah ditentukan dari seberapa banyak jumlah pemeluknya, bukan dari seberapa besar armada perangnya. Namun, sekali lagi saya tekankan bahwa peradaban yang sama-sama kita semua harapkan ini hanya akan beridiri kembali manakala pemeluk Islam itu mengimplementasikan nilai-nilai Islam dalam seluruh tatanan kehidupan, tanpa terkecuali. Jauh dari nilai-nilai kesekuleran, jauh dari anggapan bahwa agama hanya sekedar ritual yang terpisahkan dari interkasi horizontal kehidupan.

Faktanya, komunitas pewaris kekuatan itu, yakni pemeluk Islam, saat ini terkonsentrasi dalam jumlah besar di sebuah archipelago permai yang tak lain adalah Indonesia. Sudah seberapa sadarkah kita bahwa sebenarnya potensi terbesar bangsa ini terletak pada Islam yang menjadi agamanya? Sudah saatnya kita bangkit, ber-amal jama’i dalam menggali kekuatan besar yang sudah terlalu lama terkubur dalam tubuh bangsa ini. Demi menghidupkan kembali cahaya peradaban yang dahulu pernah dinikmati umat didikan sesosok manusia pilihan, Rosulullah Muhammad saw.

Khairil Azhar (Kom B BP Nas Jabar)