Selasa, 17 Januari 2012

Alhamdulillah puji syukur hanya untuk Alloh tuhan semesta alam. Salawat dan salam semoga selalu Alloh limpahkan untuk nabi Muhammad SAW,keluarga,sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman,semoga kita termasuk didalamnya.

Alhamdulillah setahun sudah kita bersama dalam kepengurusan ini saudaraku,banyak hal yang telah kita lalui bersama. Senang,sedih,panik bersama,bahagia,beratnya beban,sibuk,capek,lelah,dan apapun itu semoga akan terasa ringan karena berdasar atas niat yang satu hanya untuk dan karena Alloh semata. Banyak cerita telah kita lewati setahun kebelakang. Banyak hal pencapaian yang telah kita dapati. Banyak hal kita dapat dalam rangka peningkatan kualitas diri. Dan ini akan menjadi lembar sejarah dihari kelak yang menjadi saksi bahwa kita pernah berjuang bersama.

Syukur yang sebesar-besarnya atas segala nikmat hingga detik ini. Tanpa nikmat itu sudah pasti sekarang kita tidak akan berada disini,di penghujung masa kepengurusan ini. Bersyukur yang sebesar-besarnya semoga kita dapat menyelesaikan amanah ini dengan baik dengan kemampuan maksimal yang kita miliki. Semoga Alloh memberikan nilai yang luar biasa atas usaha dan kerja keras yang kita lakukan selama ini. Semoga itu tergolong kedalam amal shaleh yang tercatat karena niat yang ikhlas semata-mata hanya karena Alloh.

Terus terang saya pribadi bangga melihat perkembangan yang terjadi. Bangga melihat generasi penerus yang begitu bersemangat. Semoga Alloh menyertakan kita dalam usaha pembentukan mereka karena itulah yang akan menjadi amalan berantai yang sampai kelak tak akan pernah putus akan tetap mengalir kepada si pemberi manfaat. Bangga melihat saudaraku sekalian mendapatkan jatidirinya di BP nas dan LDK aAl Hurriyyah. Bangga melihat banyak orang dapat belajar di sini. Bangga melihat banyak orang dapat mengembangkan potensi di sini. Dan mudah-mudahan kita sudah menjadi setingkat lebih tinggi dibanding sebelum masa ini kita lewati.

Banyak pelajaran yang didapat selama satu tahun masa kepengurusan ini. Dan saya yakin saudaraku sekalian juga mengalami hal yang sama atau bahkan lebih. Belajar untuk bisa belajar tanpa henti. Karena zaman dan waktu jauh lebih cepat bergarak dari yang kita duga. Hal itu menuntut kita untuk berakselerasi labih cepat agar tidak tertinggal begitu jauh dibelakang bahkan sebaliknya kita bisa mengiringi waktu itu dengan perubahan yang dinamis kearah kebaikan dengan tingkat yang lebih tinggi. Menjadi seorang pemimpin itu sulit,dan akan lebih sulit lagi jika kita tak bisa belajar dengan cepat dengan belajar yang tak pernah henti.

Belajar untuk memahami. Mengenal karakter orang lain. Belajar untuk mendengarkan. Belajar untuk berempati. Belajar untuk bisa merasakan apa yang orang lain rasakan. Mengetahui bahwa tak ada orang yang sempurna. Saya dapat merasakan perubahan itu pada diri saya dan saya yakini juga bahwa teman-teman jauh lebih banyak belajar. Belajar untuk memahami hakikat pembalajaran. Belajar untuk bisa menghadirkan diri dan memberi kebermanfaatan disetiap jejak yang terlewati. Karena ada makna yang harus tersebar disetiap keberadaan kita.Sekalipun usaha belum menghasilkan pencapaian-pencapaian yang tak tergantikan, kerja keras belum membuahkan hasil,keringat mencucur belum mendapat balasan,percaya lah Alloh telah menilai itu berupa suatu kebaikan bahkan ketika baru hanya berupa niat yang terbesit dalam relung hati. Bukan dilihat dari besar kecilnya yang kita buat tapi seberapa besar pelajaran yang bisa kita ambil dari sana dan seberapa besar kebermanfaatannya untuk orang lain dari hasil usaha yang kita lakukan.untuk umat untuk dakwah demi cita-cita besar tegaknya islam dimuka bumi ini.

Perjalanan dakwah ini begitu panjang saudaraku. Kita hanya berada di satu titik pada garis yang sangat panjang. Berusaha menjadi penyambung puzzle untuk meneruskan jalan agar tak terputus. Kita ada untuk kebermanfaatan. Perjuangan tidak akan sampai disini. Masih banyak relung kebermanfaatan menanti kita di dalam jalan dakwah ini. Semoga kelak kita termasuk orang yang merayakan kemenangan karena kemaren,hari ini,dan esok kita ikut berjuang untuk pencapaian itu.Masa ini memang akan segera berakhir tapi perjuangan tak akan berhenti sampai disini karena masih banyak ruang kebermanfaatan menunggu hasil karya kita,saudaraku.

Senin, 02 Januari 2012

”Eksklusivitas” Dakwah Kampus


JIKA Anda mahasiswa, tahukah dengan Lembaga Dakwah Kampus (LDK)? Banyak mahasiswa yang merasa awam ketika ditanya mengenai keberadaan LDK di kampusnya. Lembaga Dakwah Kampus adalah lembaga yang bergerak di bidang dakwah Islam. Kampus merupakan inti kekuatannya dan warga civitas aka-demika adalah obyek utamanya.

Ditinjau dari struktur sosial kemasyarakatan, mahasiswa dan kampus merupakan satu kesatuan sistem sosial yang mempunyai peranan penting dalam perubahan sosial peri-kepemimpinan di tengah-tengah masyarakat. Sedangkan dari potensi manusiawi, mahasiswa merupakan sekelompok manusia yang memiliki taraf berpikir di atas rata-rata.

Dengan demikian, kedudukan mahasiswa adalah sangat strategis dalam mengambil peran yang menentukan ke-adaan masyarakat di masa depan.
Sejak awal, keberadaan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) turut menjadi tonggak pembentukan karakter mahasiswa dengan sandaran nilai-nilai keagamaan. Dengan berbagai potensi strategis kampus, maka penanaman pemikiran religius di dalam kampus melalui dakwah diharapkan dapat menyebar secara efektif ke tengah-tengah masyarakat.

Sebenarnya LDK memiliki peran cukup vital bagi civitas akademika. Apalagi di era globalisasi seperti saat ini yang kebanyakan mahasiswa moralnya amburadul telah terkikis oleh budaya hedonisme. De-ngan adanya  dakwah kampus diharapkan dapat berperan dalam mencerahkan sebanyak-banyak objek dakwah agar mereka dapat menjadi bagian dari unsur perbaikan bangsa di masa yang akan datang.

Namun, selama ini justru masyarakat kampus kurang populer dengan keberadaan lembaga ini. Bagaimana dapat memberikan manfaat jika kaderisasinya tidak berjalan dengan baik? Masyarakat awam kampus cenderung melihat lembaga ini terkesan “eksklusif”. Secara tampilan, biasanya laki-lakinya berpakaian baju koko dengan celana panjang gantung di atas mata kaki. Perempuannya memakai jubah dan jilbab lebar.

Padahal Kadang-kadang ada mahasiswa yang ”sensitif” duluan melihat sesuatu yang Islam banget lalu mahasiswa pasti akan malas untuk mengikutinya.

Mahasiswa awam di kampus menganggap pegiat LDK seolah hanya mau bergaul dengan sesama pegiat LDK atau mereka yang memiliki orientasi moral secara dominan. Pegiat LDK biasanya menutup diri dari persinggungan dengan orang atau kelompok yang dianggap “salah” berdasarkan nilai-nilai agama. Tentunya dapat dibayangkan bagaimana wajah aktivis masjid kampus atau LDK yang begitu kaku, dan formal.

Padahal jika ingin mempunyai banyak kaderisasi tentunya seharusnya LDK dapat berbaur, dan dakwah seharusnya menyentuh semua objek tanpa membedakan orang yang benar dan salah.

Jika cara-cara yang dilakukan cenderung tradisional misalnya dengan pengajian di masjid tanpa menjemput bola, tentu agak sulit untuk merangkul mahasiswa karena mahasiswa sekarang cenderung lebih suka hura-hura daripada aktif di kampus.

Mahasiswa yang keimanannya pas-pasan akan berpikir dua kali untuk mengikuti lembaga ini, mereka akan bergumam, ’’Apakah aku cukup alim ya untuk ikut LDK?’’

Padahal seharusnya mahasiswa yang pas-pasan itu tadi merupakan target utamanya, tapi LDK sendiri yang memberikan kesan bahwa lembaga ini merupakan lembaga yang dikhususkan buat orang alim.

Namun, sebenarnya hal itu seharusnya bukan dijadikan hambatan kaderisasi bagi para pegiat LDK. Sekarang  ini sudah tidak zamannya lagi pegiat LDK hanya duduk berpangku tangan menunggu massa datang dengan sendirinya.
Diperlukan inovasi, kreasi dan teknik menjemput bola yang sesuai dengan arus globalisasi sekarang ini. Pada perkembangannya, pendekatan dakwah harus dapat meluas dan semakin bervariasi tergantung inovasi dan kreativitas pegiat LDK.

Tak dimungkiri, muncul tuntutan kesesuaian dakwah agar senantiasa bisa menjangkau targetnya. Pendekatan dakwah melalui pengajian taklim, ceramah di masjid, tentu sudah tak sesuai lagi, yang tak jarang membosankan bagi sebagian anak muda. Cara tersebut tidak salah, namun terkadang mahasiswa kurang suka mengkaji suatu topik dengan serius, tak terkecuali topik tentang agama.

Di sinilah perlunya keberadaan diskusi interaktif atau talkshow. Jika perlu dilengkapi dengan kuis dan doorprize, yang pelaksanaannya tak melulu harus di lingkungan masjid.

Dengan demikian masyarakat awam akan dapat berpikir bahwa LDK bukan merupakan kumpulan orang saleh, melainkan orang yang belajar saleh. Pegiat LDK yang aktif di masjid kampus harusnya bisa menyambut hangat beragam lapisan mahasiswa, sekalipun ia tidak berjilbab hingga belum bisa membaca Alquran dengan lancar.

Minggu, 01 Januari 2012

HIDUPKU INDAH (MOMENTUM 2012)


Hidupku Indah....
Ini adalah sepotong episode tentang perjalanan kehidupan seorang anak manusia yang dilahirkan dari sebuah keluarga yang menjunjung tinggi nilai kesahajaan, kemandirian, dan nilai-nilai islam.
Seorang anak yang baru datang dari kota besar terpaksa harus menempuh pendidikan tingginya di pelosok desa. IPB..terpaksa memilih IPB karena saat itu program internasional UI yang didapatkan biayanya sangat mahal, menyesal? Dulu iya..tapi sekarang tidak..^^V

Hidupku Indah
Waktu tidak terasa.. Dan kini sudah hampir mamasuki tahun ke 5 pemuda itu harus berada di dalam kampus tersebut . Apakah karena belum selesai kuliahnya? Apakah bermasalah dalam akademik? Ternyata tidak juga. Pemuda itu ternyata memiliki track record yang baik dalam akademik. Tapi pemuda itu memang memilih..ya memilih untuk tetap berada pada ruang dan waktu pilihannya.  Dan apakah ia Menyalahkan amanah? Ah tidak. Yang jelas pemuda itu sangat menikmati amanahnya dan menyadari betapa apa yg dilakukan adalah titipan sekaligus ujian keimanan.

Hidupku indah
Meskipun banyak onak dan duri..belum juga lulus..belum punya penghasilan ..
Ah pemuda itu  berpikir manusiawi...
Pemuda itu pernah lolos 2 paper ilmiah internasional di Mesir dan Hokaido...bukan bermaksud sombong tapi ini adalah bukti rasa syukur...
Meskipun peta hidup kita terpaksa diacak-acak kita masih bisa berprestasi J

Dan pemuda itu selalu bersyukur
Meskipun alur kehidupan yang pernah direncanakannya hancur lebur
Meskipun segala pencapaiannya harus terpaksa “dikalahkan” di tunda dulu..
Tapi..Pemuda itu yakin suatu saat nanti akan ada gantinya
Pemuda itu Bersyukur atas segala rahmat dan nimat yang telah Allah berikan’
Dan yakin Allah senantiasa menolongnya....
Dan..dalam setiap istikharah sujudnya pemuda itu selalu mengucapkan syukur
Bersyukur di berikan sahabat dan saudara yang terikat dalam jalinan ukhuwah
Ukhuwah yang hakiki..

Pemuda itu melihat ke atas langit..menatap langit yang luas..memanggil Rabb dalam hatinya..
Termenung dan pemuda itu berkata dalam hatinya..

Ya Rabb..terima kasih telah membuat hidupku indah ..ku mencintai Mu..berjuang dan beribadah karena Mu..
.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Surat Al-Baqarah ayat 186),

Hidup itu indah
maka jangan sampai kita salah menentukan pilihan
Tetapkan pilihan kita..
Lakukan segala sesuatu dengan ikhlas dan karena perintah Allah SWT..
Momentum 2012.. mari kita create resolusi kita...jangan tunda lagi!~

Mau Pilih Bahagia???

Syukuri apa yang ada 
Hidup adalah anugerah
tetap jalani hidup ini
melakukan yang terbaik
    




 Tuhan pasti kan menunjukkan
kebesaran dan kuasaNYA
bagi hambanya yang sabar
dan tak pernah putus asa
(D'Masiv -- Jangan menyerah)
Siapa yang belum pernah dengar lagu di atas? Ngacung! Hayyo ngaku aja, tar tak kasih CDnya gratis! hi hi…
*KIDDING ahh! (takut ditagih, lah wong sayanya aja ‘nda punya kok) :D
Gini…, gini….  Inti lagu di atas adalah kita diminta untuk tetap SEMANGAT, PANTANG MENYERAH, dan SELALU BERSYUKUR atas setiap episode hidup yang kita jalani.  Beragam manusia di dunia, masing-masing punya rezeki, ujian, keadaan, peran, dan peruntungan yang tak mungkin seragam.
Ada yang terlahir dengan hidung mancung, kulit putih, badan semampai, mata indah, dan segala pernik keindahan fisik lainnya, tapi ada juga yang standar, di bawah standar, bahkan mungkin (maaf) tidak sempurna secara penilaian manusia.  Ini baru penggambaran dari segi fisik saja, biar gampang dicerna.
Selanjutnya dari sisi materi, ada yang harta bonyok (bokap nyokap) nya ga abis mpe’ 7 turunan, ada yang pas-pasan, ada yang serba kekurangan.  Belum lagi dari sisi prestasi, peran, profesi, dan lain sebagainya.  Sungguh-sungguh bervariasi bukan?
Lalu siapa dari sekian macam manusia itu yang paling beruntung dan akan merasakan kebahagiaan?
SAYA!  Yah, katakan saya! SAYA yang paling bahagia dengan segala karunia yang Allah berikan.  SAYA yang paling beruntung atas nikmat yang ada saat ini.  SAYA menikmati setiap peran yang sedang dijalani.  SAYA yang paling BAHAGIA, selama SAYA bersyukur!
Setuju?!
Oww, ternyata masih ada yang belum setuju toh?  Baiklah, kita lanjuuutt.
Rasa syukur yang kita tanamkan akan menghadirkan kebahagian dalam hati, seperti apapun peran yang Allah sediakan dalam setiap episode hidup kita.  Namun bukan berarti syukur tanpa usaha untuk meraih cita-cita.  Bersyukur bukan berarti pasrah dan tak lagi bermimpi. Bukan, bukan seperti itu maksudnya.
Pernah dengar lagu zaman dulu yang liriknya kira-kira seperti ini:
Dunia ini panggung sandiwara
ceritanya mudah berubah
bla…bla…bla…
Yah…, dunia ini panggung sandiwara, dan Allah pengatur jalan ceritanya.
Allah SWT berfirman:
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS. Al-An’Am: 32)
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabut: 64)
“Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman serta bertaqwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.” (QS. Muhammad: 36)
Maka jalani setiap sandiwara dengan syukur dan sabar.  Bukankah ini ciri keistimewaan seorang insan beriman?
Rasulullah SAW bersabda,
“Sungguh mengherankan perkaranya orang mukmin, karena setiap perkaranya akan baik baginya, apabila dia mendapatkan kenikmatan maka dia bersyukur dan itu baik bagi dia, dan apabila ia mendapatkan musibah maka ia bersabar maka itupun baik bagi dia” (HR Bukhari)
Tak ada yang buruk bukan? Semuanya baik, dan semua bisa membuat kita bahagia.
Orang yang bersyukur akan melihat segala karunia yang ia miliki, lalu ia bahagia.   Sedangkan orang yang tidak bersyukur akan sibuk menghayalkan apa-apa yang menjadi karunia orang lain dan tidak ia miliki, lalu ia nelangsa dan sengsara.
Sebagai contoh:
Seorang pekerja selalu mengeluhkan kesibukannya, pekerjaan yang tak kunjung usai, hingga waktunya yang habis untuk lembur.  Ia stress karena merasa terbebani.  Sebaliknya, seorang pengangguran berkhayal alangkah indahnya jika hari-harinya disibukkan dengan beragam aktivitas yang menghasilkan, mendapatkan gaji setiap bulan, atau duduk di depan komputer dan keluar masuk kantor setiap harinya.
Seorang single merasa nelangsa karena hari-harinya terasa sunyi, sepi, sendiri, tak ada yang menemani (hi hi, laguuuu kali).  Sedangkan seorang istri merasa iri melihat temannya yang single karena bebas berbuat, bebas pergi ke manapun ia suka, bebas menikmati hidup, tanpa harus terikat banyak aturan rumah tangga.
Dan masih banyak ilustrasi lain yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Lalu kita balikkan.  Seandainya pun mereka-mereka tadi bertukar peran, apakah lantas otomatis akan bahagia? TIDAK, selama mereka masih belum bisa bersyukur.
Sekali lagi, bersyukur bukan berarti berhenti bermimpi.  Tetap kita gantungkan mimpi setinggi bintang di langit (gimana tuh cara gantungin ke bintang) :D
Tapi di sela-sela mimpi yang belum di raih.  Di antara ikhtiar yang tak henti dijalani, mari sisipkan selalu rasa syukur di dalam hati.  Tetap jalani hidup dengan melakukan yang terbaik, berbuat dan bekerja untuk menggapai impian, dan biarkan Allah sebagai sutradara yang menentukan.
Entahlah akan seperti apa peran kita di atas panggung sandiwara ini.  Tapi seperti apapun jadinya, mari bersyukur, berbuat, dan tawakkal ilallah.  Karena Allah yang Maha Luas PandanganNya, pasti lebih bijaksana dalam menetapkan segala sesuatu.
Dan percayalah, dari setiap tetes peluh dan air mata.  Dalam lelah dan payah usaha, tak pernah ada yang sia-sia.  Meski kadang hasil tak sesuai harapan (kita), tapi yakin bahwa tak ada yang sia-sia.
“Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah: 105)
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-Ra’d: 11)
Maka, mulai sekarang marilah jauhi keluh kesah, karena mengeluh hanya akan membawa alam bawah sadar pada penderitaan.  Ia hanya akan menegaskan betapa sengsara dan tidak beruntungnya kita.  Ia hanya akan menyibukkan kita untuk masuk ke dalam khayalan “andai aku jadi si A, jika aku ada pada posisi B, seumpama aku meraih kesuksesan seperti si C, dan seterusnya.
Lelah, pasti tak akan pernah ada ujungnya.  Karena perlu kita ketahui, si A yang kita harapkan posisinya pun ternyata sedang berkhayal untuk menjadi si D, Si E, atau bahkan justru ia berharap menjadi KITA! (nah lho).
Mari bersama belajar menerapkan rasa syukur, sebenar-benar syukur.  Ia akan menghadirkan positif feeling, ketenangan, kebahagian, serta energi untuk melakukan tindakan nyata.
Ternyata, bahagia atau tidak itu adalah pilihan ya?
Aku mau pilih bahagia ahhhh….
Kamu?
Wallahua'lam