Senin, 26 Desember 2011

Inspirasi Dunia, Guru Peradaban: Ibu

     Ada sebuah nama terukir di kerak bumi, dalam dan membekas. Sebuah nama yang menginspirasi dunia. Ribuan syair lagu dan puisi tercipta dari sosok ini. Dia adalah guru bagi manusia dan peradabannya. Sosok yang mulia dan disebut-sebut ada syurga di telapak kakinya. Seseorang yang rela memberikan nyawanya untuk anak yang dilahirkannya. Seseorang yang bahkan bisa lebih garang dari singa jika anak dan keluarganya diusik. Demikian besar cintanya untuk keluarga, tidak terhitung pengorbanan dan kerja kerasnya untuk keluarga. Dialah ibu.
     22 Desember, disebut-sebut sebagai hari ibu, hari di mana jasa ibu dikenang, hari di mana sebagian ibu di dunia “dimanjakan”, hari di mana para bapak dan anak-anak bahu membahu mengambil alih “pekerjaan” ibu sehari-hari di rumah. Hari di mana ibu adalah ratu sehari. Dan benar saja hari ini hanya terjadi satu tahun sekali. Seorang ibu, walau demikian adanya, tetap melaksanakan tugasnya di hari-hari yang lain. Tetap dengan senyuman, tetap dengan maksimal dan tentu saja ikhlas.
   Namun terkadang kita lupa, tidak semua ibu mendapatkan perilaku spesial dari keluarganya pada hari ini. beberapa ibu di masa kini juga menjadi tulang punggung keluarga. Itu artinya banyak ibu di masa kini menjalani peran ganda mendidik dan merawat anak-anaknya sekaligus bekerja menafkahi keluarganya. Banyak faktor yang melatarbelakangi fenomena ini. Faktor yang terkait erat tentu saja lemahnya perekonomian keluarga. Jika sudah demikian kian berat beban yang harus ditanggung ibu.
     Maka dari itu seperti apapun sosok ibu kita, apakah dia seorang yang lemah lembut, atau seorang yang tegas, seorang yang “mampu” menunjukkan kasih sayangnya atau seorang yang kurang romantis tetap saja tidak layak jika kita dengan mudah menafikan usaha, kerja keras dan cinta ibu kita dalam mendidik dan membuat kita menjadi sesuatu di masa kini. Juga tidak pantas kiranya jika nasihat-nasihat ibu kita tampik dengan semena-mena hanya karena kita berpikir kini kita telah dewasa.Ibu, sesosok perempuan yang kelihatannya lemah, tetapi sesungguhnya kehebatan pria-pria di dunia muncul dari didikannya, muncul justru dari kelemahlembutannya. Ibu memiliki peran besar dalam perubahan dan perbaikan sebuah bangsa. 
     Sebagaimana diutarakan Rasulullah Saw, Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Karakter sebuah bangsa adalah hasil didikan para ibu di sana. Oleh karena itu, jika menginginkan perubahan dan peningkatan kebaikan pada sebuah bangsa, mindset atau pola pikir dan kebiasaan baik para ibu ataupun calon ibu harus dibentuk sedemikian rupa. Sungguh kita dapat melihat betapa besarnya arti dan peran ibu dari sini.
     Anda para pembaca bisa jadi seorang pria muda yang enerjik, atau gadis muda yang ceria, atau ibu muda yang gesit, atau bapak muda yang bijak, bisa juga seorang bapak bagi anak-anak yang hebat dan membanggakan, dan bisa juga seorang ibu yang telah berhasil mendidik anak-anaknya, namun satu hal yang membuat kita sama yaitu kita lahir dari seorang ibu. Mari kita selalu mengenang jasa dan pengorbanannya, mengucapkan terima kasih dan selalu mendoakan ampunan serta kebaikan baginya, di setiap hari kita. Ibu… terima kasih, kami mencintaimu… selamat hari ibu….

Senin, 19 Desember 2011

DOSA YANG MEMBUKAKAN PINTU SYURGA
oleh : Akhir Pebriansyah Van Benjamin

SAHABAT,,

Hidup ini adalah curahan nikamt dan kasih sayang Allah
setiap dinding celah dan rongga kehidupan ini sesungguhnya tidak pernah kosong dari peran Allah
dan kita sesungguhnya tidak pernah punya andil dalam menentukan hidup ini
kalau pun ada amal-amal kita itu pula tidak pernah lepas dari karunia Allah....

Sahabat,
jangan pernah puas beramal
jangan pernah berhenti beramal
dan jangan mengitung dan memperhatikan amal karena dapat menimbulkan kita merasa cukup dan puas dalam beramal sehingga akan melemahkan kita sendiri

ingatlah kita tidak pernah tau kualitas amal kita

ibnul qoyim berkata.."setiap amal ada peran dan bagiannya yakni bagian syetan...."
bagaimana dengan amal-amal yang kita lakukan?

Sahabat...ada alasan kenapa kita tidak boleh menghitung ketaatan dan amal kita...Ada orang yang sering beramal kita anggap ia adalah ahli syurga ..
tapi ternyata sang alim itu terus menghitung dan memperhatikan amal-amalnya sehinga melemahkan ia..orang yang beramal itu merasa cukup..merasa telah merasa Allah telah memberikan karunia Allah., padahal sungguh allah sangat tidak menyukai orang yang ujub, takabur,  dan berbangga diri...hingga Allah memasukkan kedalam neraka

ada hal lain orang yang pernah melakukan dosa..dosa itu terus tampak dimatanya kemudian bertobat..ia menyesal ia terus mendekatkan diri kepada Allah ingat segala dosa-dosanya hatinya merasa remuk hancur saat ingat dosanya
hingga terus beramal , tidak ujub, hingga ia selamat dan  Allah mengampuni dosanya dan masuk ke dalam syurga

teruslah beramal .. jangan pernah merasa cukup
jangan pernah merasa soleh dan jangan pernah merasa paling alim....

Allahualam,...........

Kamis, 10 November 2011

Internalisasi Nilai Perjuangan Pahlawan 10 nopember, Madani Indonesiaku!

Karya : Khairil Azhar (Kom B BP Puskomnas Jabar)


  
Seolah sebelum ajal menggerogoti umur mereka, Arek-arek Suroboyo hendak mematrikan slogan kepahlawanan  ke dalam jiwa bangsa Indonesia “Merah putih harus berkibar gagah, Bahkan nyawa kami taruhannya!”

Nyawa yang mereka korbankan, dan saya yakin tak sedikit harta yang tergadai. Bahkan di salah satu sekuen yang melatarbelakangi meletusnya tragedi 10 Nopember adalah tewasnya peminmpin  pasukan Belanda, W.V. Ch. Ploegman, di tangan arek-arek Suroboyo. Bukan karena harta, wanita, atau tahta mereka bergerak, tapi demi merobek kain biru yang mengotori merah putih di puncak hotel Yamato. Apakah itu hanya reaksi sesaat yang memuncak wajar, hasil pengejawantahan karakter pemuda yang berapi-api? Atau memang Soedirman, Sidik, Haryono, dan pejuang lainnya dengan sadar melakukan itu semua. Karena mereka yakin bahwa kisah heroik mereka kelak akan dibaca oleh generasi terbaik bangsa,  dengan  harapan terpiculah semangat kebangsaan dan tersemburatlah arti sebuah pengorbanan.
Cita-cita mereka saat ini terbukti tercapai, meski sebagian pupus. Bahagianya, kisah mereka sat ini  menjadi kurikulum wajib yang harus dipelajari oleh  kaum intelektual di jenjang  sekolah dasar.Ttapi nelangsanya, nilai pengorbanan demi Indonesia madani  yang mereka ingin tekankan nampaknya belum terlalu konkret  berdampak. Kalau kita coba menilik, masih banyak saja yang berlama-lama membahas negara dengan aura pesimistis-negatif. Negatif dari segi pembahasan, kajian, hingga berdampak pada prilaku yang tidak produktif bagi kemajuan bangsa. Bahkan secara terang-terangan ada yang  ingin mengganti negara ini secara frontal dan revolusioner dengan  negara tandingan  yang secara subjektif mereka anggap lebih berdaulat.
Boleh saja membahas  permasalahan bangsa, tapi jangan sampai berkepanjangan. karena berkutat dengan masalah pun, tidak akan memberikan solusi. padahal kontribusi positiflah lah yang saat ini dibutuhkan oleh Indonesia kita. Kalau ada kata pepatah yang begitu bijak mengatakan “lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan”, itulah konsepsinya.
Frame berfikir negatif-destruktif inilah yang harus kita robohkan  dan mulailah membangun frame berfikir positif-kontributif untuk Indonesia madani. Jangan sampai niat kita untuk membangun Indonesia yang lebih baik dan bermartabat di mata dunia dan di hadapan Allah swt luntur hanya karena sejumlah “oknum durhaka” yang tertenarkan oleh media. Seolah merekalah wajah Indonesia seluruhnya, “berwajah durhaka”.  Padahal sekali lagi saya tekankan, bahwa mereka adalah oknum yang “ berdiri” pada salah satu sisi negatif bangsa ini, yakinlah bahwa masih banyak sisi-sisi positif Indonesia yang siap menjadi ranah fokus kerja kita.
Momen 10 Nopember ini adalah momentum refleksi bagi generasi bangsa untuk menginternalisasikan nilai-nilai jihad, pengorbanan, dan ghiroh membara para pejuang kemerdekaan dengan format baru yang  lebih sesuai dan elegan. Bukan tak mungkin suatu saat nanti, cita-cita kita bersama-- yang harapannya  beririsan dengan cita-cita luhur   ribuan pahlawan yang gugur di medan pertempuran 10 November  1945--  akan terwujud. Dan harapkanlah cita-cita itu terwujud bukan dari tangan orang lain, tapi dari tangan ikhlas kita.
Lantas, buat apa kita harus berbuat seperti itu? Kenapa kita harus cinta tanah air? Karena wahai sahabatku, Rosulullah pun begitu cinta dengan tanah airnya Makkah, maka tak ada salahnya kita pun turut mencurahkan cinta kepada tanah air kita, Indonesia. Hanya saja, suatu konsepsi yang harus di tekankan adalah bahwa batas-batas teritorial suatu negara tak pantas menjadi sekat atas  kecintaan dan kepedulian  kita  terhadap saudara-saudara kita sesama kaum muslimin. Dimanapun, di belahan dunia yang lain.
Wallahua’lam bi shawab


Kamis, 20 Oktober 2011

TIDAK INGINKAH KITA SEPERTI MEREKA


     Harga diri sebuah bangsa adalah ketika bangsa itu bisa mandiri dalam segala hal, melalui Disaster Mitigation Training (Training Mitigasi Bencana) dengan tema “Bangkitkan Semangat, Kesadaran Serta Pemahaman yang Utuh Gerakan Mahasiswa Sebagai Bentuk Kepedulian Bersama Terhadap Pengurangan Resiko dan Penanggulangan Bencana ”, diharapkan siap mendukung pelaksanaan kegiatan Pengurangan Resiko bencana (PRB) dan Penanggulangan Bencana (PB) di Indonesia.
IKUTILAH
DISASTER MITIGATION TRAINING
31 OKTOBER - 2 NOVEMBER 2011
di Universitas Sebelas Maret, Surakarta




Jumat, 07 Oktober 2011

Idealisme Aktivis Dakwah Kampus dan Kepemimpinan (Pebriansyah Van Benjamin, Akhir. 2011)

Idealisme Aktivis Dakwah Kampus dan Kepemimpinan
(Pebriansyah Van Benjamin, Akhir. 2011)

Waktu terus bergulir...hari berganti minggu dan kemudian berganti bulan, tahun dan seterusnya.. ada banyak peristiwa besar yanmg kita alami sadar  ataupun tidak sang peristiwa senantiasa akan datang menghampiri kita. Bicara mengenai kepemimpinan yang merupakan suatu momentum dimana kondisi ini kerap mengundang kontroversi publik. Baik bergerak ke arah negatif atau positif. Satu yang pasti, pergantian pemimpin harus dan memang semestinya ada, karena kita tidak lagi hidup di zaman ” boneka” orede baru yang tak berdaya menyelam kreatifitas. Pergantian pemimpin telah membuktikan bahwa tidak ada keabadian jabatan. Selalu ada penyegaran baik tenaga, pikiran oleh setiap individu yang dipercayakan memimpin.

Bicara ranah kampus, hmm.. pergantian pemimpin bisa diartikan sebuah ruh baru bagi mahasiswa yang  menaruh harapan. Bagaimana tidak mereka sang pemimpin merupakan orang yang dipercaya mampu mengubah nasib mereka dalam menjalani setiap aktifitas mereka di kampus.
Ada yang unik kalo  saya bilang misalnya setiap kali pergantian pemimpin sering kali di barengi dengan pergantian kebijakan atau bisa juga semacam pelaporan apa aja yang udah dilakukan oleh pemimpin yang lalu itu..hmm..tapi jarang sekali yang mampu menemukan solusi bahkan tanpa sadar mereka melakukan kembali peran-peran yang pernah dilakukan pendahulunya meskipun dengan “gaya” yang berbeda. Yah..ternyata Serupa kalo kita lihat kondisi di level kampus yang berfungsi sebagai iron stock kawula muda yang intelek (katanya, red). Setiap  pergantian pemimpin kampus misalnya, dapat menjadi sebuah momentum penting. Sampe pembahasannya ngejelimet dan ribet.hmm... Ada apa sebenarnya,,mungkin salah satu sebabnmya adalah pergantian pemimpin yang  dapat dimaknai mahasiswa, yakni mereka nanti akan dibawa kemana oleh seorang pemimpin dan apakah advokasi dari kepentingan-kepentingan mereka sebagai seorang mahasiswa akan terpenuhi atau malah jadi terhambat..#sesuatu memang..tapi ini faktanya..

Bagi saya seorang pemimpin terlebih pemimpin dakwah kampus atau bakal calon dakwah kampus nantinya harus ber etika, bermoral, sadar hati, memilki kontrol sosial, tidak ada masalah akademik, yaumiyah yang luarbiasa, dan punya amalan khusus untuk penguat pilar dakwahnya..jika karakter ini di acuhkan bahkan ditingggalkan bersiap lah akan menerima kehancuran kelak...
Sekarang bagi anda sang pemimpin....bagi kita sang aktivist dakwah kampus..sudah saatnya kita bangun..merenung sejenak.menikamti kebersamaan dengan alam sambil kemudian berpikir.. apakah kehadiran kita dalam dakwah kampus ini sudah benar niat dan caranya...
Take action !!!

Sudah seharusnya, berpikir mengikuti gerakan opini dan propaganda gerakan yang ada..gandeng berbagai stakeholder.. dan seterusnya.

Jadi saya rasa #pemimpin dakwah kampus ideal kedepannya harus memiliki sikap yang tegas dan sadar akan penghambaan terhadap Allah hingga dapat melangkah dengan pasti dan bekerja dengan optimal.

#Pemimpin Dakwah kampus Ideal

Minggu, 11 September 2011

Deskripsi Kegiatan Sarasehan Nasional ADK

A. Nama Kegiatan
Kegiatan ini bernama Sarasehan Nasional Aktivis Dakwah Kampus (ADK) Indonesia.
B. Tema Kegiatan
Kegiatan ini mengangkat tema Revitalisasi Peran Lembaga Dakwah Kampus dalam
Membentuk Karakter Pemuda Islam.
C. Bentuk Kegiatan :

1. Opening Ceremony
- Pembukaan acara oleh Rektor UGM dan Gubernur DIY
- Penampilan kebudayaan Yogyakarta

2. Stadium General
Tema :
“Revitalisasi Peran LDK dalam Pendidikan Karakter Intelektual Muslim”
Pembicara :
Prof. Dr. Ir. M. Nuh, DEA (Menteri Pendidikan RI)*

3. Seminar Nasional Dakwah Kampus
Tema : “Napak Tilas Aktivis Dakwah Kampus dari Masa ke Masa”
Pembicara :
Priyo Budi Santosa (wakil ketua DPR RI)
Dr. Ismail Yusanto (Juru bicara HTI)
Drs. Haryanto, M.Si. (Direktur Kemahasiswaan UGM)
Moderator : koordinator Puskomnas FSLDK

4. Simposium Internasional
Tema : “Membangun Peradaban Muslim dengan Membangkitkan Semangat
Islamisasi Keilmuan”
Pembicara :
Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud (Guru Besar Pemikiran
Islam, ISTAC, UTM Malaysia)
Anies Baswedan Ph.D (Rektor Universitas Paramadina)*

5. Semionar Kehumasan
Tema : “Revolusi Jaringan Pers dan Media, Bangkit
Indonesia”

6. Pentas Budaya
Penampilan kebudayaan daerah oleh Sanggar Shalahuddin, Institut Seni Indonesia
(ISI) dan perwakilan LDK daerah.

7. Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) II FSLDK Indonesia
Rapat koordinasi seluruh pengurus Badan Pekerja (BP) dan Badan Khusus (BK)
Nasional FSLDK periode 2010-2012.

8. Bakti Sosial “ADK Peduli Indonesia”
ADK Serbu Merapi
Penyerahan bantuan FSLDK untuk recovery Merapi
Penanaman pohon di kawasan Merapi
Donor Darah “Berbagi Sepenuh Hati” bersama Dompet Shalahuddin
Donor darah oleh peserta sarasehan nasional ADK untuk disumbangkan ke PMI
R.S. Sardjito.

9. DERAP 100%
Konser nasyid dan tabligh akbar “Dari Indonesia untuk Rakyat Palestina 3”
(DERAP 3)
Menghadirkan tim nasyid :
Izzatul Islam
Shoutul Harakah
Fathul Jihad
Pembicara tabligh akbar :
Kaukus Parlemen RI untuk Palestina
Dr. Muqoddam Cholil (Ketua KNRP Pusat)
Perwakilan Otoritas Palestina

10. LDK Fair
Pameran buku-buku Islam
Pameran hasil karya ADK
Pameran foto kegiatan LDK

11. Konferensi Mahasiswa Muslim Melayu
Temu aktivis dakwah kampus di kawasan ASEAN dan
 Konferensi Mahasiswa Muslim Melayu (Indonesia, Malaysia,
Thailand, Singapura, Brunei).



CP. Akhir Pebriansyah 085692167679


SARASEHAN NASIONAL LDK
28-30 Oktober 2011


Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai salah satu provinsi telah menjadi bagian penting dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ia memiliki ciri yang unik dan khas. Kultur budaya Jawa dan sistem pemerintahan berbentuk kerajaan yang masih melekat membuatnya tampak berbeda dengan provinsi lainya dan menjadikan provinsi ini begitu istimewa. DIY bahkan pernah menjadi pusat pendidikan menengah nasional, sehingga mendapat julukan "Kota Pelajar". Hampir 20% penduduk produktifnya adalah pelajar serta terdapat 137 perguruan tinggi. Maka tidaklah mengherankan jika kota ini diwarnai begitu banyak dinamika pelajar dan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Di kota ini pula pada tanggal 24-25 Mei 1986 bertempat di UGM diselenggarakan Sarasehan Lembaga Dakwah Kampus oleh Jama’ah Shalahuddin UGM. Pertemuan tersebut akhirnya menjadi cikal bakal terbentuknya Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK). FSLDK merupakan salah satu bentuk koordinasi lembaga dakwah kampus di indonesia yang berfungsi sebagai sarana bagi terciptanya gerak dakwah yang teratur, terpadu, dan kompak, menuju kehidupan berbangsa yang berakhlak.

Disisi lain, saat ini problematika kehidupan yang dirasakan oleh masyarakat umum dan mahasiswa islam khususnya begitu kompleks. Mulai dari permasalahan pendidikan, sosial, ekonomi, politik sampai kian keroposnya moral bangsa kita seakan telah jadi pemandangan yang biasa. Kemudian isu aliran sesat dan terorisme yang dikaitkan dengan lembaga dakwah kampus juga menyudutkan kegiatan-kegiatan mahasiswa muslim. Padahal mereka ada untuk membawa perubahan. Berbagai macam permasalahan yang ada ini benar-benar membutuhkan penanganan yang serius.

Dunia pendidikan khususnya kampus memiliki peran yang cukup strategis dalam melakukan perbaikan dan perubahan pada negeri ini. Tidak hanya dikarenakan orang-orang terdidik ini jauh dari keterbelakangan, namun mereka juga menanggung idealisme dan harapan yang begitu besar dari masyarakatnya. Posisi mereka yang berada diantara pemerintahan dan masyarakat membuat mereka menjadi orang-orang yang peka terhadap kebijakan yang diturunkan oleh pemerintah sekaligus orang-orang yang paham tentang kondisi masyarakat dan berbagai permasalahan yang dihadapinya. Dari fenomena di atas, pendidikan agama yang di dalamnya mengandung nilai-nilai moral menjadi sangat penting. Pembentukan karakter dan moral pada dan masyarakat dirasa perlu demi terwujudnya situasi masyarakat yang damai, adil dan sejahtera untuk Indonesia yang lebih baik.

Lembaga Dakwah Kampus (LDK) kini datang dengan membawa solusi tersebut. Solusi perbaikan yang ditawarkan dari sini adalah pada perubahan pola pikir dan kepedulian antar sesama. Organisasi mahasiswa muslim ini peduli akan kondisi kampus pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Tidaklah mengherankan jika LDK mampu menjawab tantangan dan menjadi salah satu alternatif solusi bagi sekian banyak permasalahan umat yang ada. Dengan segala sumber daya yang dimiliki, LDK di masing-masing kampus telah siap untuk turut berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan umat. 


Oleh karena itu kami LDK Jama’ah Shalahuddin UGM bersama dengan Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus Nasional (FSLDKN) akan menyelenggaran “Sarasehan Nasional Aktivis Dakwah Kampus Indonesia” sebagai salah satu sarana untuk berkontribusi dalam menyelesaiakan permasalahan umat, bangsa dan dunia islam.

II. Tujuan
Mempererat tali silaturrahim antarmahasiswa muslim di Indonesia.
Meningkatkan peran aktif LDK untuk pemberdayaan mahasiswa dan masyarakat Indonesia.
Membangun citra positif LDK melalui kegiatan yang berguna.
Menggelorakan semangat pemuda islam menuju kebangkitan umat muslim dunia.
Mensinergikan visi dan gerak FSLDK (Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus) Nasional.
Membangkitkan solidaritas umat islam untuk perdamaian dunia.1.Aktivis lembaga dakwah kampus se-Indonesia.

III. Sasaran
Aktivis lembaga dakwah kampus se-Indonesia.
Pengurus Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Nasional.
Mahasiswa muslim di kawasan ASEAN (Malaysia, Thailand, Singapura, Brunei).

IV. Target
Dihadiri 1000 aktivis LDK se-Indonesia dan perwakilan mahasiswa muslim dari kawasan ASEAN.
Terwujudnya sinergisitas visi danFSLDK Nasional.
Terbentuknya Forum Mahasiswa Muslim ASEAN untuk solidaritas dunia islam.


Tak Sekedar Hijab Hati

ADA seorang wanita yang dikenal taat beribadah. Ia kadang menjalankan ibadah sunnah. Hanya satu kekurangannya, Ia tak mau berjilbab. Menutup auratnya. Setiap kali ditanya ia hanya tersenyum dan menjawab

”Insya Allah yang penting hati dulu yang berjilbab. ”

Sudah banyak orang menanyakan maupun menasehatinya. Tapi jawabannya tetap sama.

Hingga di suatu malam. Ia bermimpi sedang di sebuah taman yang sangat indah. Rumputnya sangat hijau, berbagai macam bunga bermekaran. Ia bahkan bisa merasakan segarnya udara dan wanginya bunga. Sebuah sungai yang sangat jernih hingga dasarnya kelihatan, melintas dipinggir taman.

Semilir angin pun ia rasakan di sela-sela jarinya.Ia tak sendiri.Ada beberapa wanita disitu yang terlihat juga menikmati keindahan taman. Ia pun menghampiri salah satu wanita. Wajahnya sangat bersih seakan-akan memancarkan cahaya yang sangat lembut.

“Assalamu’alaikum,saudariku….”

“Wa’alaikum salam. Selamat datang saudariku”

“Terima kasih. Apakah ini surga?”

Wanita itu tersenyum. “Tentu saja bukan, saudariku. Ini hanyalah tempat menunggu sebelum ke surga ”

“Benarkah? Tak bisa kubayangkan seperti apa indahnya surga jika tempat menunggunya saja sudah seindah ini. ”

Wanita itu tersenyum lagi ”Amalan apa yang bisa membuatmu kemari, saudariku ?”

“Aku selalu menjaga waktu shalat dan aku menambahnya dengan ibadah sunnah. ”

“Alhamdulillah..”

Tiba-tiba jauh di ujung taman ia melihat sebuah pintu yang sangat indah. Pintu itu terbuka.

Dan ia melihat beberapa wanita yang berada di Taman mulai memasukinya satu-persatu.

“Ayo kita ikuti mereka” kata wanita itu setengah berlari.

“ Apa di balik pintu itu?” Katanya sambil mengikuti wanita itu

“ Tentu saja surga saudariku” larinya semakin cepat

“ Tunggu..tunggu aku..” dia berlari namun tetap tertinggal


Wanita itu hanya setengah berlari sambil tersenyum kepadanya. Ia tetap tak mampu mengejarnya meski ia sudah berlari. Ia lalu berteriak

“Amalan apa yang telah kau lakukan hingga engkau begitu ringan ?”

“Sama dengan engkau saudariku.” jawab wanita itu sambil tersenyum

Wanita itu telah mencapai pintu. Sebelah kakinya telah melewati pintu. Sebelum wanita itu melewati pintu sepenuhnya, ia berteriak pada wanita itu.

“ Amalan apalagi yang kau lakukan yang tidak kulakukan ?”

Wanita itu menatapnya dan tersenyum. Lalu

Berkata “Apakah kau tak memperhatikan dirimu, apa yang membedakan dengan diriku ?”

Ia sudah kehabisan napas, tak mampu lagi menjawab.

“ Apakah kau mengira Rabbmu akan mengijinkanmu masuk ke Surga-NYa tanpa jilbab menutup auratmu ?”

Tubuh wanita itu telah melewati pintu, tapi tiba-tiba kepalanya mengintip keluar, memandangnya dan berkata

”Sungguh sangat disayangkan amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki surga ini untuk dirimu. Cukuplah surga hanya sampai hatimu karena niatmu adalah menghijabi hati.”

Ia tertegun..lalu terbangun..beristighfar lalu mengambil air wudhu. Ia tunaikan shalat malam. Menangis dan menyesali perkataanya dulu.. berjanji pada Allah sejak saat itu ia akan menutup auratnya.

(Sumber: Wanita Muslimah)

 4 SEPTEMBER : PERINGATAN HARI JILBAB INTERNASIONAL;
 INTERNATIONAL HIJAB SOLIDARITY DAY (IHSD)

Sdh sejauh mana syiar jilbabnya???Yuk,,,terus sebarkan manfaat jilbab utk muslimah....^_^





Jumat, 09 September 2011

FSLDK dari Masa Ke Masa


 Kondisi obyektif kampus yang berbeda-beda memaksa masing-masing lembaga dakwah kampus selama ini berkembang dengan pola sendiri-sendiri, sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya. Di samping itu, banyaknya persoalan dakwah di dalam kampus menyebabkan LDK juga lebih mengarahkan perhatiannya ke dalam kampusnya masing-masing, dan kurang memberikan perhatian pada kebersaman gerak dakwah. Keadaan ini berakibat melemahnya kekuatan gerak dakwah secara global. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu jalinan koordinasi yang baik di antara lembaga dakwah kampus yang ada demi terciptanya kekuatan gerak dakwah yang terpadu, kokoh, laksana satu bangunan yang saling menguatkan.
Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) merupakan salah satu bentuk koordinasi dakwah yang berfungsi sebagai sarana bagi terciptanya gerak dakwah yang teratur, terpadu, dan kompak, menuju ummatam wahidah. FSLDK semula bernama Sarasehan LDK, diselenggarakan pertama kali oleh Jama’ah Shalahuddin UGM pada tanggal 14 - 15 Ramadhan 1406 atau 24 - 25 Mei 1986. Forum yang pembukaannya diadakan di Gedung Pertemuan UGM dan pertemuan lanjutannya di Pesantren Budi Mulia itu, diikuti oleh 26 peserta utusan 13 LDK se-Jawa, yakni Jamaah Shalahuddin UGM, Jamaah Mujahidin IKIP Yogyakarta, LAI UNDIP Semarang, UNSOED Purwokerto, UNS Solo, USAKTI Jakarta, UI Jakarta, BKI Bogor, UIKA Bogor, Karisma Salman ITB Bandung, UNPAD Bandung, UKKI UNAIR Surabaya, BDM Al-Hikmah IKIP Malang.
Menyadari bahwa Sarasehan LDK dihadiri oleh LDK yang berbeda-beda proses terbentuk, kelembagaan, kondisi lingkungan dan pola dakwah yang dikembangkannya, maka hubungan antar LDK didasarkan semata-mata pada ikatan ukhuwah Islamiyah yang bersemangatkan i’tisham bihablillah. Itulah yang selama ini terus berlangsung hingga kini.
Pertemuan pertama, yang ternyata telah lama dinantikan oleh banyak peserta itu, menelorkan sejumlah hasil, yakni: perlunya meningkatkan ukhuwah Islamiyah antara Lembaga Dakwah Kampus, setidak-tidaknya antar fungsionaris Lembaga Dakwah Kampus. Disepakati untuk melanjutkan komunikasi dan koordinasi antar LDK dengan pembagian wilayah : wilayah bagian barat, dikoordinir oleh Salman ITB, wilayah bagian tengah, dikoordinir oleh Jamaah Shalahuddin UGM, dan wilayah bagian timur, dikoordinir oleh UKKI UNAIR.
Pertemuan kedua, diadakan di Salman ITB Bandung pada tanggal 2 - 4 Januari 1987 dengan peserta sedikit lebih banyak dari yang pertama. Hadir pula akhwat LDK. Ditetapkan Salman ITB sebagai koordinator pusat LDK se-Jawa (waktu itu) dan diadakan sejumlah kegiatan bersama seperti Dauroh Dirosah Islamiyah I di IPB pada saat Ramadhan 1407 H, Latihan Manajemen Dakwah di Salman ITB, Bina Wanita dan Keluarga di setiap LDK dan terbitnya lembar komunikasi antar LDK "Al-Urwah".
Pertemuan ketiga, diadakan di Unair Surabaya, 13 - 16 September 1987. Hadir 30 LDK, meningkat dari pertemuan sebelumnya. Untuk pertama kali digunakan istilah Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK), serta logo FSLDK yang mirip huruf "Allah". Beberapa hal penting berhasil disepakati, diantaranya ditetapkannya standar internal LDK, dicanangkannya persamaan persepsi antar LDK menuju satu langkah, dan perlunya organ yang berasal dari utusan Pusat Komunikasi, yang belakangan disebut Panitia Pengarah (SC) yang bertugas menyiapkan pertemuan LDK.
Pertemuan keempat, di selenggarakan di UNS Solo pada tanggal 3 - 6 September 1988 yang dihadiri oleh LDK yang jumlahnya tidak berbeda dengan pertemuan LDK sebelumnya. Hadir juga peninjau dari luar Jawa, yakni UNUD Denpasar dan UNHAS Ujung Pandang. Yang menarik dari pertemuan itu secara gencar muncul pertanyaan mendasar dari para peserta, mau ke mana FSLDK ini, dan untuk apa ? Kalau cuma ajang kumpul-kumpul, apa manfaatnya ? Dan sejumlah pertanyaan lain yang pada intinya mempertanyakan keberadaan dan kelanjutan forum ini di masa mendatang.
Mengikuti tahapan forum silaturahim di mana ada tahap Ta’aruf, Tafahum, dan Ta’awun, agaknya ketika itu FSLDK telah melewati tahap Ta’aruf menuju Tafahum. Artinya, setelah saling mengenal dalam tiga kali FSLDK, lantas muncul keinginan untuk berbuat, bergerak dan melangkah secara jelas dan terarah. Di sinilah kemudian muncul ide untuk membuat Khittah LDK sebagai garis atau arah perjuangan LDK. Khittah diharapkan mampu merumuskan arah, sasaran dan tahapan langkah dakwah di kampus. Khittah diamanatkan pembuatannya oleh peserta kepada para mantan LDK. FSLDK Solo juga menyetujui adanya pola komunikasi (komunikasi ide dan komunikasi kelembagaan) dan komposisi SC yang terdiri dari utusan Puskompus, Puskomwil, LDK tuan rumah dan Koordinator Mantan Pusat.
Mantan LDK, istilah yang digunakan untuk menyebut alumni LDK yang pernah aktif dalam FSLDK, memang muncul pertama kali dalam forum ini. Tepatnya dalam forum SC yang diselenggarakan di Yogyakarta (di sekretariat Jamaah Shalahuddin UGM) tanggal 3 - 5 Juni 1988. Pada masa itu memang telah mulai banyak alumni LDK, mantan pengurus dan aktivis yang telah lulus. Pertemuan di Yogyakarta memandang perlu adanya penanganan secara khusus para alumni itu, demi keberlangsungan dakwah. Kesepakatan dalam forum ini tentang Mantan lantas dibawa dalam FSLDK. Jadilah Mantan resmi masuk dalam FSLDK dengan format Komisi Mantan. Di samping itu bersamaan dengan FSLDK diselenggarakan juga Forum Silaturrahim Mantan LDK yang pertama.
(Rancangan) Khittah LDK, sesuai amanah FSLDK Solo, dibahas dalam Forum Silaturahim Mantan LDK kedua yang diselenggarakan di kota yang sama di akhir bulan Desember 1988. Oleh tim perancang, khittah dipandang perlu untuk dipahami dengan mafahim sebagai kumpulan pemahaman terhadap hal-hal yang pokok (aqidah, syariah, dan dakwah) dalam Islam. Sebab tanpa mafahim, khittah sebagai arah gerak dakwah LDK, hanya akan menjadi rangkaian kata-kata yang tidak bermakna. Semua rancangan itu diterima dengan bulat oleh forum.
Pertemuan kelima, diselenggarakan di IKIP Malang pada tanggal 15 - 19 September 1989. FSLDK yang berlangsung sejak tahun 1986 menginjak tahapan penting. Karena inilah FSLDK se-Indonesia yang pertama, setelah disadari pentingnya pula mengembangkan dakwah di kampus-kampus luar Jawa. Hadir dalam pertemuan itu utusan dari Sumatra, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Bali. Tahapan penting lainnya adalah disepakatinya rumusan khittah LDK sebagai garis perjuangan LDK yang berisi arah, tujuan dan sasaran dakwah di kampus. Dengan adanya khittah ini diharapkan tercapai kesamaan pemahaman terhadap arah dakwah di kampus dan FSLDK sebagai bagian yang tak terpisahkan dari "strategi global" dakwah di negeri ini, sekaligus menjawab keraguan yang berkembang selama ini.
Pada perkembangan selanjutnya justru dengan adanya penyeragaman inilah yang akhirnya menimbulkan konflik di tubuh FSLDK, Pada setiap pertemuan FSLDK selalu saja permasalahan mafahim (buku pedoman kefahaman yang terdiri dari kefahaman aqidah, kefahaman dakwah, dan kefahaman syariah) dan khittah (semacam AD/ART) menjadi permasalahan yang selalu di perdebatkan. Yang menjadi masalah adalah karena sebagian LDK mempersoalkan mengenai mekanisme penyusunan mafahim dan khittah yang dianggap tidak merepresentasikan aspirasi keseluruhan LDK, serta adanya anggapan bahwa isi mafahim merupakan sebuah upaya untuk memaksakan persepsi suatu kelompok tertentu kepada seluruh LDK di Indonesia.
Seringnya terjadi deadlock pada pembahasan-pembahasan ke-LDK-an dan permasalahan-permasalahan keumatan menjadikan timbulnya suara-suara yang menghendaki dicabutnya mafahim dan khittah.
Puncaknya terjadi pada saat FS Wilayah ke IX di UNISBA Bandung yaitu pada tahun 1995. Pada saat itu perdebatan mengenai pro dan kontra terhadap pencabutan Mafahim dan Khittah mencapai puncaknya, suasana sidang hampir tak bisa dikendalikan. Sampai-sampai utusan dari ITS, Sdr. Imam Mahdi Biasa (Ka Humas) menggebrak meja karena sedih melihat perkembangan forum. Dalam situasi yang tidak terkendali itulah akhirnya dikumpulkan tokoh-tokoh tua LDK (dari ITS adalah Sdr. M. Athok) untuk menyelesaikan masalah tersebut. Akhirnya dengan lobi yang panjang dan melelahkan, dan dengan menyadari bahwa penyeragaman terhadap mafahim dan khittah sulit dipertahankan akhirnya pada pertemuan itu diambillah keputusan bahwa Mafahim dan Khittah dihapuskan. Dan keputusan inilah yang sering disebut sebagai Piagam UNISBAAkhirnya, dengan diberlakukannya Piagam UNISBA, praktis FSLDK hanyalah sebuah kesepakatan-kesepakatan yang tidak mengikat. FSLDK akhirnya menjadi hanya sebuah Forum Komunikasi sesuai namanya yang disana menjadi tempat akomodasi dan saling menghormati anatr keberagaman yang ada. Dan disana pula masing-masing LDK saling belajar dari LDK lain tanpa harus diseragamkan. Memang, dengan adanya latar belakang yang berbeda-beda dan adanya karakteristik yang berbeda-beda menjadikan LDK-LDK harus mengakui, bahwa memang sulit membuat penyeragaman. Dan akhirnya istilah yang tepat adalah koordinasi, komunikasi, saling belajar dan melengkapi.
Pada waktu itu terpilih Jamaah Shalahuddin UGM sebagai Puskomnas FSLDK dan UNLAM sebagai tuan rumah FSLDK ke-10. Dalam perkembangan selanjutnya karena UNLAM tidak sanggup melaksanakan FSLDK maka UNMUH Malang yang akhirnya menjadi tuan rumah FSLDK X., yaitu pada tanggal 25 - 29 Maret 1998. FSLDK yang dilaksanakan di UMM ini merupakan sebuah FS yang cukup monumental, karena pada waktu itu bersamaan dengan agenda reformasi, sehingga suasana sidangpun sangat dipengaruhi oleh nuansa reformasi. Dalam FSLDK ini akhirnya ditetapkan bahwa Puskomnas di pegang oleh Gamais ITB dan tuan rumah FSLDK XI diadakan di UI tahun 2000.
Pada FS ini pulalah terjadi peristiwa yang monumental, karena sehabis sidang ditutup dideklarasikanlah KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia). Salah satu versi menyebutkan bahwa pada waktu itu beberapa aktifis LDK merasa bahwa kalau LDK bergerak dalam aksi, maka amat riskan, dan sangat memungkinkan terjadi penekan-penekanan dan bahkan sangat mungkin jadi pembubaran. Hal ini tentunya sangat tidak menguntungkan bagi dakwah kampus. Oleh sebab itu agar LDK tetap save maka LDK harus membentuk sayap yang berupa kesatuan aksi, yang kemudian dinamakan KAMMI. Yang bertanda tangan pada waktu pendirian KAMMI tak kurang dari 60 orang dari LDK (mereka mewakili dirinya sendiri/bukan atas nama LDK). KAMMI akhirnya cukup memberikan andil bagi jalannya reformasi di Indonesia. Dan setelah kongresnya yang pertama dan memutuskan untuk menjadikan KAMMI sebagai ormas maka LDK akhirnya memposisiskan KAMMI sebagaimana organisasi mahasiswa ekstra kampus (OMEK) yang lain.
Setelah tujuh bulan FSLDK Nasional X di Malang berlalu dengan hasil memberikan amanah kepada Gamais ITB sebagai Puskomnas beserta agenda-agenda dalam bidang politik, sosial, ekonomi, dan Jaringan Informasi Islam (JII) dan memberikan amanah kepada SALAM UI sebagai pelaksana FSLDK Nasional XI di Jakarta. Pada tanggal 25 Oktober 1998, Gamais ITB selaku Puskomnas mengundang beberapa pimpinan LDK yaitu SALAM UI, JS UGM, UKM ROHIS UNDIP, LDK IKIP Jakarta, dan JMMI ITS sebagai teman bertukar fikiran untuk membantu menyukseskan amanah FSLDK Nasional X. Pertemuan pertama tersebut berlangsung di Masjid Arief Rahman Hakim (ARH) UI. Hasil-hasil yang berhasil dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Penegasan kembali kedudukan dan fungsi FSLDK
FSLDK adalah sebagai :
1.1 Pusat informasi dan komunikasi
FSLDK sebagai pusat informasi dan komunikasi melalui mekanisme penginformasian profil LDK, kemudian pembuatan homepage sebagai sarana publikasi dan informasi seputar FSLDK dan pembuatan mailing listsebagai sarana komunikasi antar LDK se-Indonesia.
1.2 Koordinasi dan konsolidasi
Puskomnas, Puskomwil, dan Puskomda memiliki amanah untuk memfasilitasi koordinasi dan konsolidasi LDK-LDK dibawah kordinasinya. Hal itu dapat dilakukan melalui rekomendasi-rekomendasi agenda pada skalanya masing-masing, seperti mengadakan Training Dakwah Kampus, Training HTML dan Training Jurnalistik.
1.3 Peningkatan kualitas LDK
FSLDK yang sudah terbangun sekian lama harus mengalami peningkatan baik secara vertikal maupun horizontal. Secara horizontal diindikasikan dengan bertambahnya jumlah LDK yang tumbuh di berbagai kampus di Indonesia. Sedangkan secara vertikal dicirikan dengan peningkatan kualitas LDK dengan indikasi konsep Dakwah Kampus yang baik , kader yang militan, dan jaringan yang solid sehingga hasil dakwah membekas pada obyek dakwah kampus.
1.4 Peningkatan peran LDK
LDK sebagai khadimul ummah (pelayan ummat) selayaknya memberikan kontribusi yang signifikan bagi masyarakat sekitarnya. LDK dapat mengambil peran yang berarti tanpa harus mengeliminir dakwah lembaga lain melalui agenda khas kampus, seperti dakwah profesi (sesuai keahlian kampus masing-masing).
2. Membentuk Badan Pekerja Puskomnas
1.5 Gamais ITB
1.6 Salam UI
1.7 LDK UNILA
1.8 LDK IKIP Jakarta
1.9 UKM ROHIS UNDIP
1.10 Jamaah Shalahuddin UGM
1.11 JMMI ITS
1.12 LDK UMM
Target Gamais ITB sebagai Puskomnas periode 1998-2000 adalah :
" Meletakkan Dasar yang Baik bagi Pemantapan FSLDK ".
Hal itu kemudian diturunkan dalam bentuk agenda kerja Puskomnas sebagai berikut :
No
Kegiatan
1999
2000
BP
1
Pengaktifan milis & homepage (+ sejarah)
Februari

ITB, UMM
2
Pengolahan data LDK di Puskomnas
Maret
ITB, UMM
3
Pembuatan mekanisme "organisasi"
Juli
Juli
ITS, UMM
4
‘Pelatihan’ politik
Februari

IKIP, UI, UNILA
5
Saresehan peningkatan kualitas LDK
Juli
UGM, UNDIP
6
FSLDK Nasional XI

Juli
UI

Pertemuan kedua diselenggarakan di UGM dengan agenda sebagai berikut :
- Pembagian amanah dari agenda yang dibicarakan di UI
- Format Da’wah Kampus : UGM
- Kaderisasi : UMM
- Sarasehan politik : UNILA, UI
Pada tanggal 23 sd 25 Juni 1999 diadakan pertemuan ke III BP FS LDK yang membahas permasalahan yang diamanahkan kepada Pukomnas Gamais ITB. Pada pertemuan itu telah hadir wakil dari JMMI ITS, UKKI UNILA, UKKI IKIP Jakarta, SALAM UI, GAMAIS ITB, JMAF UMM, UKKI Undip, dan JS UGM. Dalam pertemuan ini dibahas mengenai pola hubungan antar LDK yang akan direkomendasikan kepada SC Puskomnas, pembuatan data base LDK se Indonesia, pembuatan mekanisme jarmus (Jaringan Muslimah), dan penyikapan FS LDK terhadap fenomena yang terkait dengan keumatan.
Dalam pelaksanaannya program yang disusun oleh BP Puskomnas mengelami banyak hambatan. Beberapa hal yang berhasil dilakukan adalah : pengaktifan milis dan homepage FSLDK. Homepage ada diwww.isnet.itb.ac.id/fsldk sedangkan di milisnya beralamat fsldk-l@isnet.itb.ac.id. Beberapa hal yang terkait dengan koordinasi, tukar informasi, dan sebagainya sudah dapat dilakukan antar LDK melalui milis ini. Kendala yang dihadapi adalah banyaknya LDK yang belum merasa perlu berdiskusi dan bertukar informasi mengenai mailinglist ini, serta adanya biaya berinternet yang cukup mahal menjadikan milis menjadi hal yang kurang disukai oleh banyak LDK.
Selanjutnya dalam hal kaderisasi telah dilaksanakan Lokakarya Kader Dakwah Kampus se-Jawa di Bandung. Dalam lokakarya itu diseminarkan dan dibahas tema-tema berupa Pesantren Kilat Mahasiswa, Konsep Kaderisasi LDK dan konsep dakwah kampus. Hal yang perlu dicatat bahwa dalam acara ini BP Puskomnas sangat menghindari istilah penyeragaman. Yang ada di sini adalah saling bertukarfikiran tentang alternatif-alternatif metode yang dimiliki masing-masing LDK. Berhubung ada momentum yang cukup tepat untuk penyikapan terhadap sosial keumatan, maka sesaat setelah pelaksanaan lokakarya tersebut, LDK peserta lokakarya menghadap DPR RI untuk menanyakan hubungan Indonesia dengan Israel yang akan dibuka pemerintah.
Sesuai dengan rekomendasi rapat BP Puskomnas di ITS, dan sesuai dengan rapat antar tokoh LDK di Gamais ITB pascalokakarya, maka dibentuklah SC FS Nasional UI dengan keanggotaan adalah BP Puskomnas ditambah IKIP Malang, dan UKKI UNHAS.
Pertemuan SC pertama diadakan di UMM Malang pada tanggal 5-6 Februari 1999 dengan isu utama pergantian dari forum ke organisasi. Akan tetapi karena bentuk forum lebih aman dalam konteks keberagaman, maka akhirnya dipilihlah bentuk forum. Dalam pertemuan itu pula ditentukan tanggal pelaksanaan FS LDK Nasional ke-11 yaitu awal Juni 2000 dan disetujuinya tema tentang “Satukan Tekad Dalam Kebersamaan Menuju Kebangkitan Islam”.
Pertemuan SC kedua dilaksanakan pada tanggal 26 s.d. 27 Februari 2000 di Wisma PLN Semarang dengan Rohis UNDIP sebagai panitia tuanrumah. Agenda yang menjadi pembahasan adalah draft acara (mulai dari sub tema, materi, dan pembahasannya), tugas-tugas SC (pembagian komisi), dan pola komunikasi (antar LDK, antar Puskom LDK, Jaringan muslimah), dan manfaat FS LDK. Pada pertemuan tersebut dihasilkan tema-tema seminar dalam FSLDK XI di UI.
FSLDK XI dilaksanakan tanggal 20-24 Juli 2000 di Kampus UI Depok. Beberapa hasil penting dari FSLDK XI dengan tiga tema besarnya yaitu Isu-isu nasional, ke-LDK-an, dan Pola Komunikasi adalah:
  1. ISU-ISU NASIONAL
  • Membentuk centre of crisis untuk kemanusiaan
  • Menolak intervensi asing
  • Mendesak pemerintah untuk melarang pornografi, free sex, perjudian, miras, dan narkoba
  • Menjaga integritas bangsa dan mendorong semua pihak untuk tetap menjaga keutuhan bangsa
  • Menyerukan kepada semua pihak, khususnya pemerintah agar waspada terhadap gerakan kristenisasi dan berusaha membendungnya

  1. POLA KOMUNIKASI
  • Komunikasi antar LDK dilakukan melalui FSLDK dan Puskom (Pusat Komunikasi) LDK sebagai sarana komunikasi yang ada di tingkat pusat (Puskomnas) dan di tingkat daerah (Puskomda). FSLDK XI telah menetapkan JMMI ITS sebagai Puskomnas FSLDK 2000-2002 dan Tuan rumah FS LDK Nasional XII 2002 di Universitas Andalas Padang Sumatra barat

  1. KE-LDK-AN
  • Mendesak Depdiknas, Depag, dan Depdagri untuk tidak menghalang-halangi muslimah menggunakan busana muslimah
  • Mengusahakan dimasukkannya mentoring sebagia bagian dari kurikulum pendidikan
  • Mengusahakan pendirian tempat ibadah (masjid) dan pendirian LDK di tiap-tiap kampus

FSLDK XII dilaksanakan tanggal 25-29 Juli 2002 di Universitas Andalas, Padang. Pada pertemuan kali ini FLSDK sepakat dalam 2 hal pembentukan yaitu :
  • Pembentukan Pusat Kajian Syariat Islam Mahasiswa sebagai wadah untuk mempersiapkan keberterimaan masyarakat akan penerapan syari’at Islam.
  • Pembentukan Jaringan Mahasiswa Anti Pemurtadan (Jamaat) untuk mencounter isu pemurtadan yang terjadi di lingkungan Kampus.

Selanjutnya, FSLDK XIII dilaksanakan pada tanggal 19-25 Juli 2005 di Universitas Mulawarman, Samarinda. Beberapa point penting yang dihasilkan dalam pertemuan ini, yaitu sebagai berikut :
  1. Merekomendasikan pembentukan Jamaat dan PKSIM di Daerah.
  2. Wacana tentang Dakwah Kampus berbasis Kompetensi (DKBK),
  3. Penggunaan buku SPMN (Standardisasi Pengelolaan Manajerial Nasional) sebagai salah satu acuan dalam pendampingan LDK.
Pada Pertemuan FSLDK XIII ini juga mulai memasifkan pendampingan ke Indonesia Timur, yang terbagi atas 2 yaitu :
  1. Wilayah Sulawesi yang pendampingan khususnya diamanahkan oleh JS UGM.
  2. Wilayah Malpairja(Maluku, Papua, Irian Jaya) yang pendampingan khususnya diamanahkan oleh JMNKI UNS.
FSLDK XIV yang diadakan pada tanggal Juli 2007 di Universitas Lampung (UNILA). Pada pertemuan kali ini, FSLDK bisa dikatakan lain dari yang lain. Peningkatan jumlah peserta pada pertemuan kali ini meningkat, karena dihadiri lebih dari 600 lebih ADK dari berbagai Kampus di Indonesia. Pada pertemuan kali ini, khususnya Jama’ah Shalahuddin UGM kembali mendapat amanah sebagai Badan Khusus pendampingan Indonesia Timur dan sebagai konseptor Dakwah Kampus Berbasis Kompetensi.
Itulah sekelumit perjalanan FSLDK N, dimana sebuah perjuangan panjang tidak pernah menggetarkan aktivis dakwah untuk istiqomah di jalan-Nya. Namun, yang pasti, FSLDK N bukanlah tujuan, tapi FSLDK N adalah sarana. Bagaimana akselerasi dakwah kampus untuk bisa tercapai? Gerak dakwah kampus bisa terpadu? Hanya satu yang dijunjung yaitu menegakkan kalimatullah di bumi Indonesia, yang selanjutnya harapan kebangkitan Islam di Dunia.
Setelah berjalan 3 tahun sesudah FSLDK N XIV, pertemuan akbarnya kembali lagi pada FSLDK N XV di Ambon, yang dilaksanakan pada tanggal 1-5 Juli 2011. Kemudian menyusul agenda Puskomdays yaitu temu Puskomda se-Indonesia pada taanggal 3-5 Juni di Institut Pertania Bogor (IPB). Dan sekarang gaung FSLDK kemabi lagi dlam acara Sarasehan LDK Nasional yang insyaAllah akan dilaksanakan di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta pada tanggal 28-30 Oktober 2011 Dengan harapan dan do’a bersama bahwa langkah ini bukanlah langkah yang infirodhiah, yang berjuang sendiri tanpa adanya gerak terpadu bersama. Harapan untuk bangkit bersama, cita-cita untuk menunaikan tugas dakwah yang mulia dengan berjama’ah hanya dalam sebuah kendaraan yang semuanya ikut didalamnya yaitu FORUM SILATURAHIM LEMBAGA DAKWAH KAMPUS.

Retno Cahya Mukti
  1. Budhi Handoyo N., Sejarah FSLDK Nasional
  2. Risalah Manajemen Dakwah Kampus (RMDK)