Maulid Nabi Perlu di RAYA kan nggak sih??
Yupz..ini yang seringkali menimbulkan banyak pertanyaan,
Dan dari jam 6 pagi tadi gue di SMSdan di hubungi oleh temen2x IPB..akh..Alhur ngadain Perayaan Maulid nggak sih?...
Di kampung gue...di rumah gue aja rame akh..
ada kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW kayak seminar, ceramah dan doa bersama, khitan massal, dzikir sampai pembuatan festival "panjang mulud".istilahnya “muludan” akh..
lho kok nggak sih?..Alhur adem ayem aje…??
Kawan begini..
Kalo kita tahu Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sesungguhnya bukan lah peringatan perayaan hari besar Islam jika mengacu pada pandangan Al Quran dan Hadis. Bahkan, Nabi Muhammad SAW sendiri tak menganjurkan hari kelahirannya diperingati.
Coba deh kita lihat di tempat kelahiran Rasullah, Makkah, tak bakal dijumpai warga setempat memperingati hal tersebut. Bahkan kawasan Maulid Nabi, di samping Masjidil Haram, Mekkah, rumah tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW, tak bakal terlihat warga Muslim secara khusus memanjatkan doa. Ustad juga pernah bilang "Jika itu terjadi, pasti akan diusir 'askar' (polisi, setempat),"
Tetapi, merujuk pada sejarah, di era kekhalifaan pernah diadakan peringatan kelahiran Nabi , walau data pendukungnya sedikit.
Yang benar kalo saya pikir gini.."Kita harus dapat meneladani dan menyikapi hidup berdasarkan apa yang diajarkan dan dicontohkan Sang Nabi Kekasih Allah Swt
Meski Adanya perbedaan, yang disebut bidah terkait pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW, tidak harus dijadikan bahan perpecahan. Berbeda pendapat, beda pilihan mau merayakan atau tidak hendaknya harus dimaknai sebagai rahmat.
so kawan..
Maulid harus diartikulasikan sebagai salah satu upaya transformasi diri atas kesalehan umat. Yakni, sebagai semangat baru untuk membangun nilai-nilai profetik agar tercipta masyarakat madani (Civil Society) yang merupakan bagian dari demokrasi seperti toleransi, transparansi, anti kekerasan, kesetaraan gender, cinta lingkungan, pluralisme, keadilan sosial, ruang bebas partisipasi, dan humanisme.
“Sesungguhnya telah ada pada (pribadi) Rosulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah, (kedatangan) hari kiamat dan banyak
berdzikir kepada Allah” (QS.33. Al-Ahzab : 21).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar