Kamis, 24 Maret 2011

MENGAWAL AL QUR’AN SAMPAI MATI

Dikisahkan dalam siroh nabawiyyah, bahwasanya tak lama setelah Rasulullah wafat dan kembali ke pangkuan Tuhannya, seluruh kaum muslimin dibuat geger. Bukan itu saja, kegemparan itu terdengar santer di kalangan kaum munafiqin dan kaum musyirikin.

Lalu, dalam hitungan waktu muncul banyak orang yang mengaku-ngaku sebagai nabi setelah beliau SAW. Di antaranya adalah Musailamah al-Kazzab. Musailamah mengaku sebagai nabi sepeninggal Rasulullah saw hanya untuk mencari sensasi dan kesempatan untuk pamer popularitas. Namun, siapa di balik kejadian itu semua? Jelas, tidak lepas dari Abdullah bin Ubay bin Salul, gembongnya kaum Munafikin yang lalu dan yang akan datang.

Banyak kaum muslimin yang kemudian murtad dan mengikuti ajaran Musailamah al-Kazzab. Ibnu Katsir menyebutkan tak kurang dari 100.000 orang yang murtad. Luar biasa. Sangat besar.Setelah Khalifah Abu Bakar didaulat sebagai pengganti Rasulullah dan melanjutkan risalah Islam di atas manhaj nubuwwah, wazifah (tugas kekhalifahan) pertama kali yang beliau lakukan adalah memerangi kaum murtaddin dan enggan membayar zakat.

Untuk menumpas kaum murtaddin itu, Setidaknya Abu Bakar memobilisasi mujahidin muslimin dengan jumlah 10.000 ribu orang. Sebagian besarnya adalah para penghafal al-Qur'an dari kalangan sahabat Rasulullah saw yang dikomandoi langsung oleh Abu Bakar di garda terdepan.

Dengan izin Allah, pasukan kaum muslimin yang terdiri dari para huffazul Qur'an itu merangsek dan melumatkan habis kaum murtaddin. Demikian pula pemimpin mereka, Musailamah al-Kazzab, tewas mengenaskan. Sebagian besar kaum murtaddin terbunuh dan habis. Sementara dari pihak kaum muslimin hanya sekitar 70 orang yang syahid. Dan lagi-lagi, sebagian besarnya adalah para penghafal al-Qur'an, pengawal Islam dan peradaban risalah ilahi. Tapi dalam riwayat lain, Imam Ibnu Katsir menyebutkan jumlah huffazul Qur'an yang wafat mencapai 400 orang. Wallahu a'lam.

Yang jelas, peristiwa besar dalam sejarah Islam setelah wafatnya Rasulullah ini telah ditorehkan oleh para penghafal al-Qur'an. Dengan jiwa heroiknya mereka berada di garis terdepan dalam mengawal risalah Islam ini, meski harus mempertaruhkan nyawa mereka. Mereka sadar bahwa itulah barang paling berharga yang patut untuk dipersembahkan, sebagaimana al-Qur'an menyuruh mereka untuk melakukan hal itu.

Saat ini kapan kita bisa mengalami kehebatan para mujahidin ini. Di mana al-Qur'an bersama umatnya bisa menjadi solusi bagi kehidupan umat yang tengah di landa sakaratul maut kehidupan ini..

Tidak ada lagi solusi selain kembali ke pangkuan al-Qur'an, dalam gerak, harokah, dinamisasi dan menyelamatkan umat yang sudah terlanjur jauh dari al-Qur'an ini.

Bayangkan saja apabila tidak ada perjuangan dan perngorbanan dari para sahabat penghafal al-Qur'an itu, mana mungkin kita bisa menikmati al-Qur'an sampai saat sekarang?
Ya Allah, maafkan kami yang lalai dari siroh mereka 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar